Isu Rusia Mau Cabut, Proyek Strategis Jokowi Dipastikan Jalan

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Senin, 09/10/2023 17:45 WIB
Foto: Kilang Tuban Pertamina. (Dok. Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo memastikan pembangunan proyek New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) atau Kilang Tuban masih tetap berjalan. Meskipun proyek ini terimbas sanksi Uni Eropa karena mitra nya yakni Rosneft berasal dari Rusia.

Menurut Kartika saat ini Pertamina dan Rosneft masih melakukan diskusi untuk rencana pembangunan kilang baru di Tuban. Namun demikian, pihaknya juga turut memantau situasi global akibat perang Ukraina dan Rusia yang berdampak pada kebutuhan investasi kilang. "Belum sampai keputusan ganti partner-lah. Cari solusi bersama dulu," kata dia di Jakarta, Senin (9/1/2023).

Sebelumnya, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengatakan bahwa proyek Kilang Tuban kerja sama dengan Rusia masih berprogress. Bahkan saat ini tengah dalam proses Final Investment Decision (FID) atau keputusan final investasi.


"Masih jalan ini lagi FID, sama proses prakualifikasi EPC," ujar Taufik ditemui di Jakarta, Senin 14/8/2023),

Selain itu, Taufik juga memastikan bahwa pihaknya masih tetap menggandeng Rusia dalam pembangunan proyek ini. Dengan demikian, belum ada rencana penggantian mitra kerja sama. "Masih eksisting sekarang. Kita kan kudu bahas sama holding ya soal strategic partner," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Kilang Tuban merupakan proyek dari usaha patungan antara Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.

Pertamina melalui Subholding Refinery & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memiliki kepemilikan saham 55% dan Rosneft memiliki kepemilikan saham 45% di proyek Kilang Tuban ini.

Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.

Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sengketa Pulau Tujuh, Gubernur Babel Gugat Mendagri