
Potret Puluhan Ribu Tenaga Kesehatan AS Mogok Kerja
Sebanyak 75.000 tenaga kesehatan memulai mogok kerja selama tiga hari yang direncanakan di fasilitas Kaiser Permanente di seluruh Amerika Serikat.

Puluhan ribu pekerja layanan kesehatan di Amerika Serikat memulai salah satu pemogokan terbesar di sektor ini dalam sejarah baru-baru ini, seiring dengan berlanjutnya tahun ketidakpuasan buruh di Amerika. (REUTERS/Aude Guerrucci)

Pemogokan lebih dari 75.000 pekerja di Kaiser Permanente, organisasi layanan kesehatan nirlaba terbesar di negara itu, terjadi ketika melonjaknya inflasi telah mendorong aksi industri di seluruh AS, mulai dari aktor Hollywood hingga pekerja otomotif Detroit. (REUTERS/Mike Blake)

Mereka yang melakukan mogok termasuk perawat, teknisi medis, dan staf pendukung di ratusan rumah sakit di California, Oregon, Washington, Colorado, Virginia, dan Washington D.C. Kaiser mengatakan rumah sakit dan unit gawat darurat akan tetap buka, diisi oleh dokter, manajer, dan "tenaga kerja darurat". (REUTERS/Aude Guerrucci)

Orang-orang yang berada di garis piket di Los Angeles pada hari Rabu mengatakan mereka dibayar rendah dan terlalu banyak bekerja. Saat ini, mogok ini hanya berlangsung selama tiga hari. Baik perusahaan maupun serikat pekerja mengatakan negosiasi masih berlanjut setelah kontrak sebelumnya berakhir pada 30 September. (REUTERS/Aude Guerrucci)

Lokasi Kaiser Permanente di California, Colorado, Oregon dan negara bagian Washington diperkirakan akan terkena dampak pemogokan tiga hari tersebut. Sejumlah kecil pekerja di Washington, DC dan Virginia ditetapkan untuk keluar selama 24 jam. Kaiser mengatakan pusat-pusat tersebut akan tetap buka, namun memperingatkan akan ada waktu tunggu yang "lebih lama dari biasanya". (REUTERS/Mike Blake)

Serikat pekerja, yang mengatakan ini akan menjadi pemogokan pekerja kesehatan terbesar dalam sejarah AS, mendorong kenaikan gaji dan perlindungan terhadap subkontrak dan outsourcing tenaga kerja. Mereka mengancam akan melakukan aksi mogok lebih lanjut pada November "jika Kaiser terus melakukan praktik perburuhan yang tidak adil." (REUTERS/Aude Guerrucci)