Harga Pertamax Cs Tinggi, Waspada Migrasi ke Pertalite

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
04 October 2023 16:20
Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah perlu mewaspadai adanya perpindahan atau migrasi dari penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi Pertamax ke BBM bersubsidi Pertalite. Pasalnya, disparitas harga antara kedua produk BBM tersebut saat ini cukup lebar.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan harga jual BBM subsidi Pertalite saat ini masih berada di level Rp 10.000 per liter. Sementara, harga BBM non subsidi seperti Pertamax telah berada di level Rp 14.000 per liter.

"Kalau selisihnya terlalu jauh ya pasti masyarakat akan bergeser ke Pertalite," kata Bhima kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/10/2023).

Apalagi, revisi Perpres 191 Tahun 2014 yang akan mengatur mengenai pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite belum ada kejelasan. Hal tersebut tentunya membuat kekhawatiran mengenai jebolnya kuota BBM Pertalite pada akhir tahun ini.

"Nah ini jadi bisa menimbulkan kekhawatiran adanya kuota BBM subsidi yang jebol di akhir tahun karena adanya pergeseran ini," kata Bhima.

Sedangkan, apabila masyarakat dipaksa untuk membeli BBM jenis Pertamax atau non subsidi lainnya yang harganya sudah cukup jauh dengan Pertalite, maka daya beli masyarakat bakal berpengaruh.

"BBM gak bisa dikurangi konsumsinya perlu ke kantor beli BBM. Kemudian makanan dan minuman gak bisa dikurangi karena kebutuhan pokok. Mungkin baju misalnya ditunda belinya, alas kaki kemudian barang-barang lainnya, rekreasi juga itu yang akan terpengaruh kalau masyarakat tetap membeli BBM non subsidi," ujarnya.

Seperti diketahui, sejumlah badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali menaikkan harga produk BBM-nya per 1 Oktober 2023. Beberapa diantaranya seperti PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP - AKR dan juga Vivo Energy Indonesia.

Sebagai contoh harga BBM non subsidi Pertamina, untuk harga BBM Pertamax naik menjadi Rp 14.000 per liter dari yang sebelumnya dipatok Rp 13.300 per liter.

Kemudian Pertamax Turbo menjadi Rp 16.600 per liter dari sebelumnya Rp 15.900 per liter. Harga Dexlite per 1 Oktober 2023 juga naik dari Rp 16.350 per liter menjadi Rp 17.200 per liter.

Lalu, Pertamina DEX naik dari Rp 16.900 per liter menjadi Rp 17.900 per liter. Terakhir Pertamax Green 95 dari Rp 15.000 per liter menjadi Rp 16.000 per liter.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BBM Pertamax Bakal Disubsidi? Pemerintah: Ditunggu ya..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular