Di Tembok China, Bos BI Bagikan Kunci Atasi Kengerian Global
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan Indonesia dan banyak negara dunia saat ini tengah menghadapi efek rambatan dari ketidakpastian global.
Hal ini dipaparkan Perry dalam video pendek saat dirinya berkunjung ke Great Wall of China dalam rangkaian kegiatan Indonesia Investment Forum di Beijing beberapa waktu lalu.
Perry pun membagikan tiga langkah penting untuk menghadapi risiko global. Ketiga langkah ini disangkutkan dengan Great Wall of China atau Tembok Besar China.
"Great Wall ini dibangun dari 15 dinasti di China untuk melindungi dari serangan luar. Apa relevansinya bagi sekarang? kita semua menghadapi rambatan global. Ketidakpastian yang tidak menentu, khususnya bagi bank sentral," ungkap Perry dalam laman Instagram Bank Indonesia, dikutip Jumat (3/10/2023).
Adapun, langkah pertama adalah membangun sistem pertahanan, yakni melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah; meningkatkan kecukupan cadangan devisa; dan meningkatkan devisa hasil ekspor (DHE).
Kedua, merumuskan suatu kebijakan yang memperkuat ketahanan. "Itulah kenapa kebijakan yang memperkuat ketahanan moneter dan fiskal kita sangat prudent, sangat konsisten dan juga sangat inovatif," tegas Perry.
Kunci ketiga adalah sinergi. Menurut Perry, tidak mungkin Great Wall of China dibangun sendirian. "Gak mungkin Great Wall ini dibangun sendiri. Bekerja sama dari atas sampai bawah. Itulah sinergi," tegas Perry.
Sinergi ini mencakup sinergi dari Presiden Joko Widodo, sinergi dengan Menteri Keuangan dan Gubernur BI, serta sinergi antara pusat dan daerah. Contohnya adalah Gerakan Nasional Pengendali Inflasi Pangan (GNPIP). Ekonomi global saat ini masih diwarnai oleh suku bunga tinggi di negara maju, ketegangan geopolitik serta pelemahan ekonomi China.
(haa/haa)