
Begini Jurus UOB Indonesia Dukung Inisiatif Sustainability

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank UOB Indonesia berkomitmen mengembangkan sustainable financing atau keuangan berkelanjutan terintegrasi, sebagai bagian inisiatif pembiayaan hijau bagi terciptanya ekonomi berkelanjutan. Melalui pembiayaan hijau ini, perusahaan dimungkinkan untuk mengajukan pembiayaan bagi produk yang ramah lingkungan atau terkait dengan pembangunan berkelanjutan.
ESG Coordinator Wholesale Banking UOB Indonesia Susanto Lukman mengungkapkan perusahaan telah menyiapkan masterplan, parameter, hingga produk bagi nasabah. Ada lima finance framework yang menjadi acuan rangkaian solusi Sustainable Financing UOB.
Acuan tersebut terdiri dari, UOB Smart City Sustainable Finance Framework, UOB Green and Sustainable Trade Finance and Working Capital Framework, UOB Sustainable Finance Framework for Green Building Developers and Owners, Real Estate Sustainable Finance Framework, dan UOB Green Financing Framework for Circular Economy.
"Smart City Sustainable Finance Framework di dalamnya ada beberapa solusi. Ada U Solar dan ada U energy. Kita launch tahun kemarin. Kalau selama ini kita dengar renewable energy, tapi efisiensi energi sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu sering dibicarakan tapi impactnya besar dan itu bisa dilakukan oleh semua orang," ungkap Susanto dalam Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Dalam produk U Solar dan U Energy ini, UOB Indonesia membantu Energy Service Company (ESCO) yang ingin melakukan efisiensi energi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mengganti peralatan-peralatan yang lebih hemat energi.
Selanjutnya adalah financing geothermal dan omega green dari UOB Green and Sustainable Trade Finance and Working Capital Framework. Dalam produk ini, UOB Indonesia akan memberikan pendanaan bagi kontraktor-kontraktor yang mensuplai ekosistem hijau.
"Jadi kita berusaha mendukung kontraktor yang ikut mendukung inisiatif untuk sustainability. Jadi kita memberikan Omega Green dan mereka bisa klasifikasikan ini green loan. Jadi mereka bisa ikut berpartisipasi bahwa mereka terlibat dalam sustainability proses," terang Susanto.
Sedangkan untuk Financing Framework for Circular Economy, UOB Indonesia mendorong inisiatif recycling agar berjalan dan menghasilkan, mulai dari limbah plastik hingga limbah elektronik. Menurut Susanto framework circular economy disusun karena segmen ini belum tergarap dengan baik.
"Sebenarnya yang tidak disadari kita memproduksi electric waste yang banyak, yang sebenarnya bisa didaur ulang. Kita dari sisi bank berusaha mendorong supaya recycling ini berjalan, sehingga bisa menghasilkan kembali dan diolah kembali, dan kita mendukung para ekosistem di sana supaya mereka terlibat lebih panjang lagi," jelas dia.
Lebih lanjut, Susanto menjelaskan UOB Indonesia telah mengelompokkan sektor-sektor yang menjadi fokus menjalankan inisiatif sustainability. Di mana sektor-sektor tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap emisi.
"Contoh minyak dan gas. Itu kita sudah tetapkan tidak bisa membiayai upstream oil yang baru. Semua eksplorasi baru untuk semua minyak dan gas yang di-approve sejak 2022, kita nggak bisa membiayai lagi. Kita mau supaya nasabah itu mulai shifting ke energi lain," ujar Susanto.
Selain itu, ada sektor batubara yang merupakan salah satu sumber energi paling besar di Indonesia. Meski demikian, tegas dia, UOB Indonesia akan mendorong sektor ini untuk melakukan transisi ke energi lain yang lebih renewable.
Dalam upaya ini, UOB Indonesia tidak akan memberikan pendanaan bagi pembangkit listrik tenaga uap batu bara. UOB menargetkan pada 2039, semua pembangkit listrik tenaga uap batu bara sudah harus melakukan transisi ke energi bersih.
"Jadi di sini kita membantu. Kita tidak hanya bilang mau exit, tapi kita memberikan mereka waktu dan kita ikut membantu transisi mereka. Di sini kita fungsi bank dari intermediasinya terlihat," kata dia.
Untuk pemaparan lebih mendalam mengenai Sustainability, saksikan @uob.id UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 di kanal YouTube UOB Indonesia dan website UOB Indonesia, Rabu, 11 Oktober 2023!
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article UOB Optimis Iklim Investasi Indonesia Semakin Kuat