Internasional

Fenomena Baru di Jerman Pasca Covid, Pekerja Seks Naik

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
02 October 2023 11:00
Sex worker and sex workers' rights advocate Emma Pankhurst (alias) conducts a tour of Berlin's historical red light district on December 1, 2022. - Sex workers in Berlin are emerging from the shadows to tell the history of their profession, hoping a new app will help push back against discrimination, abuse and gentrification. The
Foto: Ilustrasi Pekerja Seks (AFP via Getty Images/JOHN MACDOUGALL)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan jumlah pekerja seks komersial (PSK) terjadi di Jerman. Bahkan, data terbaru menunjukan angkanya naik seperlima bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Melansir DW, data dimuat Badan Statistik Federal (Destatis) akhir pekan lalu. Badan itu menyebutkan bahwa jumlah pekerja seks yang terdaftar di Jerman pada akhir tahun 2022 adalah 28.280 atau meningkat 19,1% dibandingkan 2021.

"Para ahli mengaitkan sebagian besar peningkatan ini dengan pembukaan kembali bisnis setelah pembatasan yang diberlakukan selama dua tahun terburuk pandemi virus corona, yaitu tahun 2020 dan 2021," tulis media itu, dikutip Senin (2/10/2023).

"Namun angka ini juga diketahui masih jauh dibandingkan sebelum pandemi, yaitu 40.370, pada tahun 2019," tambahnya.

Secara rinci, kurang dari seperlima, yaitu 5.204 orang yang terdaftar, memiliki kewarganegaraan Jerman. Sedangkan sebagian besar pekerja seks asing, sebanyak 20.969 orang, berasal dari negara Eropa lainnya.

Ada tiga kewarganegaraan yang paling umum. Yakni Rumania dengan 9.870 (35% dari total terdaftar), Bulgaria dengan 3.140 (11%), dan Spanyol dengan 1.760 (6%).

Dari segi usia, lebih dari tiga perempat pekerja seks yang terdaftar (76%) berusia antara 21 dan 44 tahun sementara 1.050 (4%) berusia antara 18 dan 20 tahun. Angka-angka tersebut didasarkan pada data yang dikumpulkan berdasarkan Undang-Undang Prostitusi Jerman, yang mulai berlaku pada tahun 2002, dengan tujuan untuk meningkatkan posisi sosial dan hukum para pekerja seks. 

Sayangnya rincian seperti jenis kelamin tak diberikan.

Sebelumnya perkiraan tidak resmi pada tahun 2019 menyebutkan jumlah total pekerja seks di Jerman mencapai lebih dari 400.000. Artinya sekitar 90% tidak terdaftar pada saat itu dan secara teknis bekerja secara ilegal.

Selama lockdown Covid-19, pekerja yang tidak terdaftar tersebut tidak dapat mengklaim kompensasi. Alasan sebagian besar tidak mendaftar antara lain adalah masalah privasi, tidak memiliki alamat, dan kurangnya status izin tinggal resmi di Jerman.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jerman Hidupkan Lagi PLTU Batu Bara, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular