Masa Depan Industri Kilang di Tengah Transisi Energi
Jakarta, CNBC Indonesia - Transisi energi tengah digaungkan untuk menciptakan masa depan berkelanjutan, dengan mengurangi energi fosil dan meningkatkan energi terbarukan. Dengan begitu, target Indonesia net zero emission pada 2060 bisa tercapai.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman mengungkapkan masa depan industri kilang di tengah agenda transisi energi dan tuntutan energi bersih. Menurut dia saat ini porsi bauran energi nasional yang bergantung pada minyak dan gas sebesar 51% dan akan semakin berkurang.
"Tentunya program kita di kilang untuk pemenuhan kebutuhan Bahan Bakar Minyak nasional itu sejalan dengan bauran energi. Sehingga kita masih akan bisa memproduksi BBM, dengan catatan yang kualitas Euro 5," ujar Taufik dalam Sustainable Future CNBC Indonesia, Jumat (29/9/2023).
Selain kualitas, lanjut dia, PT Kilang Pertamina Internasional akan mengatur kuantitas produksi bahan bakar tersebut. Terutama dengan memanfaatkan BBM untuk industri petrokimia.
"Bagaimana hilirisasi kilang supaya akses daripada yang sebelumnya digunakan untuk BBM, menjadi bahan-bahan petrokimia. Itu yang akan digunakan hilirisasinya, untuk baik untuk pabrik plastik maupun tekstil dan turunannya," ujar Taufik.
PT Kilang Pertamina Internasional juga akan mengembangkan biofuel dan green refinery ke depan. Adapun saat ini PT Kilang Pertamina Internasional sudah mengembangkan footprint di wilayah Cilacap Jawa Tengah dengan kapasitas 300 ribu barel per hari.
"Nanti akan kita kembangkan ke depan. Jadi sustainability kilang itu memang kita harus mencari cara bagaimana dengan energi trilemma. Kita masih punya sumber daya alam yang bermanfaat untuk negara kita, dalam hal ini migas," tuturnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina NRE dan KPI Kerja Sama Terapkan Efisiensi Energi
