
Sebentar Lagi, Pertamina Operasikan Mega Proyek Petrokimia

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Refining & Petrochemical PT Pertamina (Persero), menyebut salah satu mega proyek pabrik petrokimia Pertamina yang dikelola PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur mulai beroperasi pada kuartal IV 2023.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menjelaskan, proyek petrokimia TPPI ini merupakan proyek peningkatan kapasitas pabrik yang telah berjalan saat ini (revamping) dari semula mengolah minyak mentah sebesar 50 ribu barel per hari (bph), akan naik menjadi 55 ribu bph.
"Proyek petrokimia revamp TPPI diperkirakan akan selesai dan mulai onstream (beroperasi) pada triwulan IV 2023," ungkapnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, dikutip Jumat (29/09/2023).
Dia menjelaskan, pabrik petrokimia TPPI ini akan memiliki peningkatan kapasitas pengolahan aromatik menjadi 780 ribu ton per tahun dari saat ini 600 ribu ton per tahun.
Seperti diketahui, setelah menguasai saham mayoritas Tuban Petro hingga 51% pada 2019, Pertamina siap mengintegrasikan Kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang merupakan anak usaha Turban Petro dengan megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban.
PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) resmi dikelola oleh PT Pertamina (Persero). Penandatanganan jual beli saham dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Senin (18/11/2019).
Penandatanganan tersebut terkait dengan pembelian saham baru sekaligus pengelolaan TPI oleh Pertamina sebagai tindak lanjut dari Head Of Agreement antara Kementerian Keuangan dan Pertamina pada 15 Agustus 2018 serta implementasi Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2019 tentang penambahan penyertaan modal negara ke dalam modal saham PT Tuban Petrochemical Industries.
Selain proyek pabrik petrokimia TPPI ini, Pertamina juga tengah mengembangkan dua proyek petrokimia lainnya, yakni unit polypropylene di Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat dengan kapasitas produksi 300 ribu ton per tahun.
Lalu, kilang TPPI juga akan dibangun kompleks pabrik olefin dengan kapasitas 1 juta ton per tahun.
Perlu diketahui, Pertamina juga telah menyelesaikan pembangunan dua mega proyek kilang minyak pada 2022 lalu, yakni proyek ekspansi kilang (Refinery Development Master Plan/ RDMP) Balongan di Indramayu, Jawa Barat, dan Kilang Hijau (Green Refinery) Cilacap Fase 1 di Jawa Tengah.
Dua proyek kilang tersebut merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Taufik membeberkan, proyek RDMP Balongan telah menghasilkan penambahan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 25 ribu barel per hari (bph) menjadi 150 ribu bph dari sebelumnya 125 ribu bph.
Sementara Green Refinery Cilacap Fase 1, telah memproduksi 3.000 barel per hari (bph) Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau sejenis diesel. Lalu, proyek kilang hijau ini juga telah memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau avtur dengan campuran minyak sawit 2,4% dengan kapasitas 9.000 bph. Produk SAF ini telah diuji coba terbang pada maskapai CN 235 yang dioperasikan PT Dirgantara Indonesia.
Beberapa proyek kilang minyak Pertamina yang masih dalam proses pembangunan:
1. RDMP Balikpapan
Kapasitas pengolahan dari 260 ribu bph, ditargetkan naik menjadi 360 ribu bph.
Standar kualitas produk Euro V dari saat ini Euro II.
Saat ini masih proses EPC.
2. Terminal Lawe-Lawe Balikpapan
Kapasitas tarik minyak mentah 2x1 juta barel, SPM +SPL
Proses EPC.
3. RDMP Plaju, Dumai, Cilacap
Peningkatan daya saing kilang.
Masih tahap engineering atau rekayasa teknis.
4. Kilang (Grass Root Refinery/GRR) Tuban
Target kapasitas mengolah 300 ribu bph minyak mentah.
Kilang baru terintegrasi petrokimia.
Masih dalam tahap pelebaran jalan untuk infrastruktur dan lahan kilang, dan pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tuban.
Proyek kerja sama Pertamina dengan Rosneft, perusahaan asal Rusia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Transisi Energi, Ini Masa Depan Kilang Minyak Pertamina
