Waduh, Perusahaan Pabrik Nikel RI Ada yang Boncos!
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan terdapat perusahaan smelter yang mencatatkan kinerja negatif. Hal tersebut seiring dengan melemahnya harga produk nikel di pasaran.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menjelaskan perusahaan smelter yang merugi lantaran harga nikel kelas dua yakni nickel pig iron (NPI) mengalami pelemahan.
"Dengan harga nikel sekarang dan NPI sekarang memang ini harganya cukup rendah. Ada beberapa smelter laporan keuangannya laba ruginya sudah negatif karena harga nikel yang rendah," ujarnya dalam Program Closing Bell CNBC Indonesia, dikutip Rabu (27/09/2023).
Oleh sebab itu, dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini, sejumlah perusahaan smelter bakal mengurangi ekspansi mereka untuk pembangunan smelter berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang menghasilkan produk NPI.
Mereka pun bakal fokus menggenjot smelter nikel dengan teknologi hidrometalurgi atau dikenal dengan smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.
"Jadi memang masih ada ekspansi besar untuk HPAL. Tapi menggunakan bijih nikel kadar rendah limonit, dulunya dibuang sekarang berharga. Dari sisi pemerintah kita ingin menjaga agar jangan sampai terjadi over supply, kalau over supply harga jatuh berarti nikel Indonesia akan dihargai murah," katanya.
(pgr/pgr)