
Anak 'Jenderal Putin' Gebuki Pembakar Al-Qur'an, Bapak Bangga

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin wilayah Chechnya di Rusia, Ramzan Kadyrov, mengatakan dia bangga dengan putranya karena memukuli seorang tahanan yang dituduh membakar Al-Qur'an.
Kadyrov yang mendukung Presiden Vladimir Putin dalam perang melawan Ukraina tersebut mengunggah komentarnya di Telegram bersama dengan video seorang pemuda berpakaian khaki menendang dan menampar seorang pria di kursi, sebelum melemparkannya ke tanah.
Pria berusia 46 tahun, yang sering disebut sebagai "anjing gila Putin", mengatakan pada Senin (25/9/2023) bahwa dia merilis video tersebut untuk menghilangkan keraguan apakah insiden tersebut benar-benar terjadi.
"Dia memukulinya, dan dia melakukan hal yang benar," kata Kadyrov, seraya menambahkan bahwa "siapa pun yang melanggar Kitab Suci harus dihukum berat."
"Adam [putra Kadyrov] selalu dibedakan oleh keinginannya untuk tumbuh bukan di antara teman-temannya, tetapi di antara orang yang lebih tua, dan karena itu, ia telah mengembangkan cita-cita orang dewasa mengenai kehormatan, martabat, dan pembelaan agamanya," tambahnya, sebagaimana dikutip dari Euronews, Rabu (27/9/2023).
Tahanan tersebut dilaporkan bernama Nikita Zhuravel, yang telah mengadukan penyerangan tersebut kepada pejabat Rusia.
Kadyrov, seperti ayahnya, telah memerintah Chechnya dengan tangan besi dan menikmati dana besar dari Putin. Adapun Chechnya adalah bagian selatan Rusia yang bergolak di wilayah Kaukus.
Setelah pembubaran Uni Soviet pada 1991, penduduknya yang mayoritas beragama Islam berusaha melepaskan diri dan mendirikan negara mereka sendiri. Hal ini menyebabkan dua perang mengerikan pada tahun 90-an, yang berakhir dengan kendali Moskow atas wilayah tersebut.
Pasukan Chechnya dilaporkan berada di wilayah Ukraina, dan diduga digunakan untuk mengeksekusi tentara Rusia yang memberontak, serta mengintimidasi warga sipil Ukraina.
Pada Oktober 2022, Kadyrov mengaku telah mengirimkan ketiga putranya, yang berusia 14, 15, dan 16 tahun, untuk berperang bersama pasukan Rusia di garis depan di Ukraina.
Yang tertua, Akhmat, berfoto bersama Putin di Kremlin pada bulan Maret, memicu rumor bahwa ia sedang dipersiapkan sebagai penerus Kadyrov.
Komisaris Hak Asasi Manusia Rusia Tatiana Moskalkova telah menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pemimpin Chechnya.
Setelah video tersebut dipublikasikan, Moskalkova mengatakan penghancuran teks-teks keagamaan "tidak bisa dibiarkan begitu saja," namun ia menekankan "tidak peduli seberapa buruk kejahatan yang dilakukan seseorang, mereka harus menjawab di hadapan pengadilan sesuai dengan hukum."
Sebelumnya pada September, beredar rumor bahwa Kadyrov berada dalam kondisi kesehatan yang buruk, bahkan ada yang mengklaim dia telah meninggal dunia. Berbagai laporan menyatakan dia menderita masalah ginjal di masa lalu.
Rekaman Kadyrov, yang diangkat menjadi Kolonel Jenderal oleh Putin pada Oktober, kemudian diunggah dalam upaya untuk menghilangkan spekulasi ini.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Ganti Tentara Bayaran Wagner dengan Pasukan Muslim Ini
