
Harga Minyak Mendekati US$100, Ternyata Ini Biang Keroknya..

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kembali menunjukkan tren kenaikan ke level US$ 90 per barel baru-baru ini. Khususnya harga minyak jenis Brent dan WTI yang menjadi acuan harga minyak global.
Mengutip refinitiv, harga minyak jenis brent mencapai US$ 93,21 per barel sementara harga WTI berada di level US$ 89,67 per barel pada perdagangan Selasa (26/9/2023).
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) Abdurohman menjelaskan sejatinya ada dua faktor yang mempengaruhi harga minyak mentah di pasar Internasional. Diantaranya yakni dari sisi suplai dan dari sisi demand.
Adapun dari sisi suplai, kenaikan harga minyak salah satunya dipengaruhi adanya pengetatan pasokan minyak global, seiring pemotongan produksi yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Rusia.
"Pertama dari sisi supply jadi saat ini memang Arab Saudi dan Rusia kan melakukan supply cut sehingga harga minyak sekarang berkisar naik kembali sekarang di atas US$ 90 per barel. Jadi itu dari sisi apa namanya supply-nya," ujarnya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (26/9/2023).
Sementara itu, dari sisi permintaan minyak mentah global, Tiongkok yang merupakan negara pengimpor minyak terbesar, saat ini tengah mengalami perlambatan ekonomi. Sehingga kondisi tersebut berpengaruh pada sisi permintaan minyak mentah yang menurun.
"Di sisi supply lainnya dengan tingginya harga, banyak negara non OPEC juga akan melakukan peningkatan supply sehingga ada dua kekuatan yang saling berpengaruh. Kami melihat harga minyak dunia untuk di 2023 ini akan berkisar di bawah US$ 100 per barel dan ini inline dengan perkiraan dari banyak lembaga," kata dia.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Aksi China, Harga Minyak Dunia Bisa Melejit
