Minyak Nyaris US$ 100, Siap-Siap Harga BBM Non Subsidi Naik

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
26 September 2023 13:30
Sejumlah warga mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Menteng Dalam, Jakarta, Sabtu (21/1/2023). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Foto: Sejumlah warga mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Menteng Dalam, Jakarta, Sabtu (21/1/2023). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan sampai saat ini terus mewaspadai dampak kenaikan harga minyak mentah global terhadap tingkat laju inflasi di dalam negeri. Pasalnya, kenaikan harga minyak mentah berpotensi mengerek harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Abdurohman tak menampik kenaikan harga minyak mentah saat ini akan berpotensi mendorong naiknya harga BBM non subsidi.

"Kenaikan harga minyak mentah dunia ini potensinya akan mendorong harga BBM, terutama yang non subsidi," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (26/9/2023).

Namun demikian, pemerintah memastikan harga BBM bersubsidi dan BBM Khusus Penugasan seperti Pertalite (RON 90) tidak naik. Hal ini sebagaimana yang sering dilontarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Untuk yang BBM subsidi ini sebagaimana sering disampaikan Bu Menteri bahwa APBN itu perannya sangat vital sebagai absorber melalui subsidi dan kompensasi," kata dia.

Menurut Abdurohman, kebijakan tersebut tentunya cukup berbeda apabila dibandingkan dengan negara-negara maju yang tidak menganut pada mekanisme subsidi. Namun, untuk menekan laju inflasi, mereka menggunakan kebijakan suku bunga.

"Mereka gak punya (subsidi), tekanan inflasi lebih banyak diredam oleh kebijakan suku bunga," kata dia.

Seperti diketahui, harga minyak dunia kini sudah merangkak naik di atas US$ 90 per barel. Mengutip data Refinitiv, pada perdagangan Selasa (26/09/2023), harga minyak Brent US$ 93,21 per barel, sementara harga WTI US$ 89,67 per barel.

Per 1 September 2023, seluruh badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia kompak menaikkan harga produk BBM di seluruh SPBU. Tak hanya PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP - AKR dan juga Vivo Energy Indonesia juga menaikkan harga produk BBM-nya.

Untuk produk BBM jenis Pertamax atau RON 92 yang dijual Pertamina di DKI Jakarta dan sekitarnya misalnya, per 1 September 2023 naik menjadi Rp 13.300 per liter dari yang sebelumnya pada Agustus Rp 12.400 per liter.

Kemudian, Pertamax Turbo yang dipatok naik dari yang sebelumnya hanya Rp 14.000 per liter menjadi Rp 15.900 per liter. Sementara harga Dexlite per 1 September 2023 dibanderol Rp 16.350 per liter, dari sebelumnya Rp 13.950 per liter.

Adapun harga Pertamina DEX mulai 1 September dijual sebesar Rp 16.900 per liter, dari sebelumnya Rp 14.350 per liter pada Agustus 2023. Harga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5% seperti di wilayah DKI Jakarta.

Begitu juga dengan BBM di SPBU Shell Indonesia. Shell menaikkan harga beberapa produk BBM, seperti Shell Super menjadi Rp 14.760 per liter dari yang sebelumnya Rp 13.280 per liter. Kemudian, Shell V-Power menjadi Rp 15.650 per liter dari yang sebelumnya Rp 14.190 per liter. Lalu harga BBM Shell V-Power Diesel dan Shell V-power Nitro+ juga mengalami kenaikan.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Makin Melambung, Begini Antisipasi ESDM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular