Proyek Kebanggaan Jokowi Selamatkan RI dari Malapetaka China

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Senin, 25/09/2023 18:30 WIB
Foto: Orang-orang melewati bendera nasional China di sepanjang gang menjelang Kongres Partai Komunis ke-20, di Beijing, China, Selasa (11/10/2022). Partai Komunis China (PKC) bakal menyelenggarakan kongres lima tahunan mereka yang ke-20 pada 16 Oktober mendatang. (Photo by JADE GAO/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menilai perlambatan China tidak berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi Tanah Air. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Ekonomi Makro BKF Abdurohman Media Gathering Kemenkeu, Senin (25/9/2023).

Abdurohman mengatakan ekonomi China melambat akibat krisis utang tetapi ekspor Indonesia naik pada tahun ini.

"Kita lihat kenapa China melambat tapi ekspor kita kok naik, bahkan 2021-2022 naik cukup signifikan, ini terkait dengan struktur ekspor kita ke Tiongkok," ujar Abdurohman, Senin (25/9/2023).


Jika dilihat, kata Abdurohman, kalau kita lihat setelah 2017 atau tepatnya setelah RI mengenjot hilirisasi. Alhasil, ekspor dari dalam negeri seperti feronikel, lignit, dan lain-lainnya terus menguat.

"Saya kira juga ada efek positifnya karena meskipun mereka melambat permintaan ekspor terhadap Indonesia masih cukup kuat," tegasnya.

Sektor properti China saat ini tengah sempoyongan dihantam krisis kebangkrutan Evergrande. Mengutip laman Reuters, Evergrande merupakan pengembang properti dengan utang terbesar di dunia yang telah berupaya untuk mendapatkan persetujuan dari para krediturnya dalam rencana restrukturisasi utang setelah mengalami gagal bayar pada tahun 2021.

Dalam rencana yang diluncurkan pada Maret tahun ini, Evergrande mengajukan beberapa opsi kepada para kreditur luar negeri termasuk menukar kepemilikan utang mereka saat ini dengan surat utang baru dengan jangka waktu 10-12 tahun.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekspor Batu Bara RI ke China Turun Hingga 15%