Internasional

Heboh Zelensky & Trudeau 'Standing Ovation' ke Veteran Nazi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 25/09/2023 14:30 WIB
Foto: AFP/SEAN KILPATRICK

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah skandal baru kembali meliputi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ini terjadi setelah dirinya dan Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau bertepuk tangan kepada seorang warga keturunan Ukraina yang pernah bertugas bersama Nazi Jerman, Yaroslav Hunka.

Insiden itu terjadi pada Jumat, (25/9/2023) saat Zelensky berada di Parlemen Kanada di Ottawa. Saat itu, Hunka merupakan undangan dari Anggota DPR Kanada, Anthony Rota, yang menyebut Hunka sebagai veteran perang yang bertugas di "Divisi Ukraina ke-1" dan sekarang telah bermukim di Kanada.

Ucapan penggambaran Hunka ini mendapatkan pujian dari Zelensky dan delegasinya. Zelensky dan Trudeau terlihat menggerakan sorakan tepuk tangan.


Namun, mengutip Russia Today, apa yang digambarkan sebagai "Divisi Ukraina ke-1" sebenarnya adalah Divisi Grenadier Waffen SS ke-14, yang juga dikenal sebagai Divisi Galicia ke-1. Divisi ini dibentuk oleh Nazi pada tahun 1943, ketika Uni Soviet menguasai Front Timur.

Organisasi ini terdiri dari sekitar 80.000 sukarelawan, sebagian besar warga Ukraina, dari wilayah Galicia, yang tersebar di wilayah barat daya Polandia dan Ukraina Barat.

Masalah ini memicu kemarahan besar di media sosial. Apalagi, hal ini selaras dengan serangan Rusia ke Ukraina, di mana Moskow mengatakan serangan diluncurkan untuk menghapus pemerintahan Neo-Nazi yang menindas masyarakat etnis Rusia. Tuduhan itu ditolak keras Zelensky.

"Ketika mereka fokus pada fakta bahwa dia melawan Rusia selama Perang Dunia Kedua, tetapi mengabaikan bagian di mana Rusia melawan Nazi... dan Yaroslav Hunk melawan Rusia dengan Nazi Jerman," papar jurnalis Rachel Blevins dalam akun X nya.

Atas kejadian ini, Anthony Rota merilis pernyataan maafnya telah mengundang Hunka untuk berada dalam satu sesi dengan Zelensky. Ia menyebut baru mengetahui informasi ini setelah ramai diperbincangkan di media sosial.

"Saya secara khusus ingin menyampaikan permintaan maaf terdalam saya kepada komunitas Yahudi di Kanada dan di seluruh dunia. Saya menerima tanggung jawab penuh atas tindakan saya," kata Rota dikutip Associated Press.

Sementara itu, Kantor PM mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Rota telah meminta maaf dan menerima tanggung jawab penuh atas undangan kepada Hunka dan pengakuannya di Parlemen.

"Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu yang diberikan kepada Kantor PM, maupun delegasi Ukraina, mengenai undangan atau pengakuan tersebut," tulisnya.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Zelensky Ngamuk, Mesin Perang Putin Dibombardir