Bukan AS & Eropa, Negara Ini yang Setir Harga Batu Bara

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
25 September 2023 09:45
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Naik dan turunnya harga batu bara dunia ternyata dipengaruhi oleh dua negara Asia, bukan Amerika Serikat (AS) ataupun Eropa. Hal itu terbukti, faktor cuaca di AS dan Eropa tak mempengaruhi harga emas hitam ini.

Pada Jumat (22/9/2023) kemarin, harga batu bara di ICE Newcaste masih tinggi atau mencapai US$158,5 per ton.

Direktur PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Alexander Ery Wibowo menilai naik turunnya harga batu bara tidak terpengaruh dari faktor cuaca di Amerika dan Eropa. Sebab konsumen terbesar batu bara dunia saat ini adalah China dan India.

"Kalau menurut saya yang men-drive batu bara dunia itu situasi China dan India. Jadi mungkin tidak terlalu terpengaruh kalau ada prediksi cuaca di Eropa dan Amerika tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan atau pergerakan harga batubara dari Asia Tenggara," kata dia dalam program Mining Zone, dikutip Senin (25/9/2023).

Senada, Staf Khusus Menteri ESDM Irwandy Arif mengatakan menilai bahwa kondisi cuaca atau musim dingin di Amerika dan Eropa tidak mempunyai pengaruh terhadap harga batu bara di Indonesia. Terlebih tujuan ekspor batu bara RI selama ini banyak ke negara di Asia.

"Jadi baik itu di China, di India, di beberapa negara Asia lainnya, Malaysia, Thailand, Jepang, dan sebagainya. Jadi memang di sini pengaruhnya kalaupun ada itu sangat kecil," kata dia menambahkan.

Sebelumnya disebutkan, suhu musim gugur yang akan lebih 'mild' atau bersahabat diperkirakan membuat permintaan energi melandai, termasuk gas dan batu bara.

"Suhu udara selama Oktober hingga Desember relatif mild. Suhu beberapa wilayah bahkan di atas normal pada November. El Nino akan membuat permukaan laut di Atlantik lebih hangat," tutur Steve Silver, ahli meteorology dari Maxar, dikutip dari Montel News.

Suhu musim gugur yang akan lebih 'mild' atau bersahabat diperkirakan membuat permintaan energi melandai, termasuk gas dan batu bara.

"Suhu udara selama Oktober hingga Desember relatif mild. Suhu beberapa wilayah bahkan di atas normal pada November. El Nino akan membuat permukaan laut di Atlantik lebih hangat," tutur Steve Silver, ahli meteorology dari Maxar, dikutip dari Montel News.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesta Durian Runtuh RI Masih Berlanjut, Ini Pemicunya..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular