Internasional

Waduh, Intelijen Rusia Rekrut Anggota Lewat Gereja di AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 September 2023 11:35
The Supermoon rise behind an illuminated cross from a Christian Orthodox church in Moscow, Russia, Tuesday, April 7, 2020. The phenomenon of
Foto: Supermoon di Gereja Ortodoks Kristen di Moskow, Rusia (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Agen intelijen Rusia dilaporkan telah mencoba merekrut sumber dari gereja-gereja di Amerika Serikat (AS) yang kemudian berujung pada intervensi Biro Investigasi Federal (FBI).

Informasi ini diterbitkan lewat artikel oleh media Foreign Affairs pada 14 September lalu. Media AS itu memerinci bagaimana FBI memperingatkan paroki Ortodoks Rusia dan paroki Kristen Ortodoks Yunani tentang kemungkinan upaya mata-mata Rusia menggunakan gereja mereka untuk perekrutan.

Kedua penulis artikel tersebut, Andrei Soldatov dan Irina Borogan menyebut mereka meninjau dokumen FBI yang mengidentifikasi dan menyoroti aktivitas anggota senior departemen hubungan luar negeri Gereja Ortodoks Rusia yang dicurigai FBI memiliki hubungan dengan intelijen Rusia.

"Peringatan FBI menunjukkan bahwa gereja mungkin memiliki hubungan yang lebih dekat dengan rezim Putin daripada yang diperkirakan banyak pengamat, dan berpotensi menimbulkan implikasi signifikan terhadap pengaruh Kremlin di luar negeri," tulis mereka, seperti dikutip Newsweek, Jumat (22/9/2023).

"Dokumen-dokumen tersebut mengidentifikasi dan menyoroti aktivitas seorang anggota senior departemen hubungan luar negeri Gereja Ortodoks Rusia yang dicurigai FBI memiliki hubungan dengan intelijen Rusia."

Namun, isi dokumen FBI terkait hal tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.

Menurut Foreign Affairs, peringatan FBI mengatakan ada alasan untuk mencurigai bahwa seorang pejabat senior di Departemen Hubungan Gereja Eksternal Rusia yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Amerika adalah Petugas Intelijen Rusia yang beroperasi di bawah perlindungan tidak resmi.

"Tujuannya di Amerika Serikat, menurut peringatan tersebut, adalah merekrut pendeta Gereja Ortodoks Rusia dan gereja Ortodoks lainnya," tulis Soldatov dan Borogan.

Pejabat tersebut dilaporkan dihentikan dan digeledah oleh petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS ketika dia tiba di Amerika Serikat pada tahun 2021. Dia dikatakan memiliki dokumen terkait dengan dinas intelijen luar negeri Rusia dan badan intelijen militernya.

Laporan tersebut mencatat bahwa pejabat tersebut diduga memiliki file tentang anggota gereja dengan tujuan memeras mereka agar bekerja di Kremlin.

"Menurut pemberitahuan FBI, warga negara Rusia itu juga membawa 'file mengenai proses perekrutan sumber/agen' serta dokumen mengenai pegawai gereja, termasuk informasi biografi rinci tentang mereka dan anggota keluarga mereka-informasi yang menurut peringatan tersebut mungkin merupakan informasi yang tidak sah digunakan untuk memeras pegawai gereja agar berpartisipasi dalam operasi mata-mata," kata cerita itu.

Kristen Ortodoks adalah agama populer di Rusia dan Ukraina, khususnya di Rusia. Gereja cabang Rusia juga secara terbuka mendukung invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina, yang telah menyebabkan perselisihan dengan paroki-paroki di seluruh dunia.

Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, juga memicu kontroversi atas hubungannya dengan Putin, serta atas khotbahnya yang mendesak pasukan yang dimobilisasi untuk pergi dengan berani memenuhi tugas militer mereka.

Menurut usreligioncensus.org, ada lebih dari 2.000 paroki Kristen Ortodoks di Amerika Serikat pada 2020.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jenderal Persemakmuran Inggris Tiba-Tiba ke Rusia, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular