Teten Masduki Janji Cek Modus Praktik Predatory Pricing

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Kamis, 21/09/2023 17:58 WIB
Foto: Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki mengaku tengah mengawasi dan mengevaluasi praktik predatory pricing atau jual rugi yang disinyalir marak terjadi di perdagangan online belakangan ini.

"Seperti saya sampaikan, saya kan sudah lihat praktik predatory pricing itu terjadi. Harganya murah. Kita sedang lihat, kita evaluasi," kata Teten saat ditemui wartawan di Smesco Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Teten masih menduga-duga alasan di balik murahnya barang-barang impor yang masuk di e-commerce, "Apakah ini karena ada barang yang masuk ilegal? Atau memang tarif biaya masuk kita (yang murah)?" cetusnya.


Namun demikian, pihaknya juga tetap akan mengatur supaya platform belanja online bisa membuat persyaratan tambahan untuk para penjualnya.

"Mereka boleh berjualan produk impor di situ, tetapi mereka harus menyertakan dokumen negara asal. Waktu itu kita sudah minta ke TikTok datanya dari mana," ujar Teten.

Sebagai informasi, para pelaku UMKM sampai dengan pedagang di Pasar Tanah Abang saat ini mengeluh pihaknya mengalami penurunan omset yang drastis sejak marak produk impor murah di e-commerce. Ada dugaan, barang-barang tersebut bisa murah karena dijual rugi alias harga di bawah yang seharusnya.

Padahal, imbuh Teten, pedagang di Pasar Tanah Abang justru sudah mencoba untuk berjualan di semua platform, termasuk platform digital atau online. Akan tetapi, para pedagang tersebut tetap kalah saing.

"Karena ada produk dari luar yang begitu murah dijual dengan predatory pricing (jual rugi) di marketplace, (jadinya) produk-produk lokal tidak bersaing," kata Teten.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: DJP Tegaskan Pemungutan PPH di E-Commerce Bukan Pajak Baru