PGE Garap Panas Bumi Sampai ke Kenya, Ternyata Ini Alasannya
Jakarta CNBC Indonesia - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menyampaikan bakal bekerja sama dengan perusahaan energi yang berbasis di Kenya yakni Africa Geothermal International Limited (AGIL). Salah satunya untuk potensi pengembangan panas bumi di Kenya.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi beralasan rencana untuk menggarap potensi bisnis Panas Bumi di Kenya lantaran biayanya lebih murah dibandingkan Indonesia. Setidaknya biaya pengeboran satu sumur di Kenya hanya setengah dari biaya pengeboran sumur di Indonesia yang mencapai US$ 6 juta.
"Salah satu reason kenapa kita mau di Kenya, drilling cost mereka di bawah. Kalau di kita US$ 6 juta dia klaim almost half dan the first time kita lihat adalah kita exchange people ada orang Kenya sebentar lagi datang ke kita, kita juga mau melihat dari belajar ke kita," dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Kamis (21/9/2023).
Selain biaya pengeboran murah, Kenya juga memiliki potensi lapangan panas bumi yang cukup jumbo. Adapun satu lapangan di Kenya sendiri bisa memproduksi lebih dari 500 MW sementara di Indonesia rata-rata hanya berkisar di level 100-300 MW.
"Kenya mempunyai giant field ya kalau di Indonesia mungkin average 100-300 MW di sini kita we talking more than 500 MW production mereka sekarang 900 MW dari 1 lapangan. Jadi dari segi sumber daya they have a good resource dan kita juga melihat pemerintahannya juga contribute sekali untuk memastikan geothermal bisa maju," tambahnya.
Sebelumnya, Julfi mengatakan kerja sama dengan Kenya ini sebagai langkah awal PGE untuk menjadi World Class Green Energy Company.
Saat berkunjung ke Kenya, PGE menandatangani kesepakatan dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan Konsesi Longonot di Kenya, yang memiliki potensi pengembangan sampai dengan 500 MW dimana 140 MW siap untuk di eksploitasi.
Terkait progres kerja sama dengan AGIL, Julfi mengatakan, saat ini kedua belah pihak sedang melakukan sharing data hingga 3 bulan ke depan.
"Tentunya banyak hal bernilai positif bagi kedua negara dalam mengembangkan energi panas bumi," ujarnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (15/9/2023).
Kerja sama tersebut dilakukan pada saat kunjungan ke salah satu negara dari Afrika yang telah sukses menjadikan panas bumi sebagai sumber energi listrik di negaranya.
Pada kunjungan ini delegasi Kenya dan PGE membahas lebih lanjut rencana kerja sama pengembangan panas bumi yang dapat bermanfaat bagi Indonesia dan Kenya. Kunjungan delegasi Kenya ini dilakukan pada 12-13 September 2023.
Julfi mengatakan kunjungan balasan ini menjadi sinyal positif untuk sinergi kedua belah pihak. Setelah adanya kesepakatan yang sudah dibuat saat berkunjung ke Kenya kemarin, pertemuan ini menjadi hal baik.
"Ini menunjukkan kesungguhan dari kedua pihak untuk saling bersinergi mengembangkan potensi energi panas bumi sebagai sumber energi bersih yang menjadi kebutuhan global," kata dia.
(pgr/pgr)