
Ramalan Erdogan soal Perang Rusia-Ukraina, Ungkap Niat Putin

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan konflik berupa perang antara Rusia dan Ukraina akan berlarut-larut dalam "waktu yang lama". Menurutnya, Moskow sebenarnya merupakan salah satu pihak yang berupaya mengakhiri permusuhan sesegera mungkin.
Pernyataan tersebut disampaikan Erdogan dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Amerika SerikatĀ PBS yang disiarkan awal pekan ini. Dia ditanya tentang pertemuan baru-baru ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan apakah Putin percaya bahwa Moskow "memenangkan perang tersebut."
Erdogan mengatakan keduanya tidak membahas konflik tersebut dalam kaitannya dengan siapa yang menang. Namun, dia mengatakan bahwa Rusia sebenarnya sedang mencari penyelesaian cepat atas permusuhan yang telah berlangsung sejak Februari 2022.
"Sangat jelas bahwa perang ini akan berlangsung lama dan kami berharap perang dapat berakhir sesegera mungkin. Putin sebenarnya ingin mengakhiri perang ini secepat mungkin," kata Erdogan. "Itulah yang [Putin] katakan. Dan saya percaya dengan ucapannya," tambahnya, sebagaimana dikutip Russia Today, Rabu (20/9/2023).
Erdogan menyatakan keraguannya bahwa Rusia akan "menarik diri" dari Krimea, dan mengungkapkan bahwa ia telah "berunding" dengan Putin pada 2014 mengenai masalah ini. Semenanjung ini memisahkan diri dari Kyiv setelah kudeta Maidan dan dimasukkan ke dalam Rusia setelah referendum.
"Saya tidak bisa memaksa mereka mundur dari Krimea. Saya pikir itu juga tidak mungkin dilakukan untuk saat ini. Saya pikir waktulah yang akan menjawabnya," kata Erdogan.
Selama perang berlangsung, para pejabat tinggi Ukraina telah berulang kali berjanji untuk mengusir pasukan Rusia dari seluruh wilayahnya. Selain Krimea, wilayah ini mencakup Kherson dan Zaporizhia, serta Donetsk dan Luhansk, yang semuanya dicaplok Rusia setelah referendum musim gugur lalu.
Moskow telah berulang kali memberi isyarat bahwa mereka menganggap masalah ini sudah selesai dan bahwa realitas teritorial baru harus diakui.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Bikin Dunia di Ambang 'Kiamat', Erdogan Datangi Putin