Tragis! Korban Tewas Banjir Libya Tembus 11.300 Orang
Jakarta, CNBC Indonesia - Korban tewas banjir Libya meningkat menjadi 11.300 orang. Hal ini terungkap dalam laporan PBB mengutip Bulan Sabit Merah Libya, sebagaimana dimuat AFP, Minggu (9/8/2023).
Sebelumnya, Libya diguncang banjir bandang di kota Derna, wilaya Timur negeri itu. Banjir muncul setelah negeri tersebut diguncang Badai Daniel selama seminggu, yang membuat hujan terus turun dan menjebol dua bendungan setempat.
"Jumlah korban tewas akibat bencana banjir di kota Derna, Libya timur, telah meningkat menjadi 11.300 orang," tegas laporan itu.
"Sebanyak 10.100 orang lainnya masih hilang di kota yang hancur tersebut," tambah Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.
Bukan hanya Derna, banjir juga diketahui merenggut nyawa 170 korban di kota lain. Angka-angka ini diperkirakan akan meningkat karena kru pencarian dan penyelamatan masih terus bekerja.
"Situasi kemanusiaan masih sangat suram di Derna," tambah laporan terbaru tersebut.
Sementara itu, masalah air bersih juga menjadi pekerjaan baru. Setidaknya 55 anak keracunan akibat meminum air yang tercemar.
Di daerah lain yang menjadi area konflik bersenjata, PBB juga memperingatkan bahaya ranjau darat yang berpindah karena air banjir. Warga sipil yang berjalan kaki diminta selalu hati-hati dan waspada.
Libya sendiri mengalami konflik terus menerus setelah NATO menggulingkan diktator lama Moamer Kadhafi pada tahun 2011. Negara Afrika Utara ini saat ini diperintah oleh dua pemerintahan yang bersaing.
"Bertahun-tahun (pemerintah) mengabaikan bendunganDerna, gagal melepaskan tekanan pada bendungan saat badai melanda dan ini seperti bom waktu," kata seorang analis di lembaga think tank Sadeq Institute, Anas el-Gomati, menyebut penyebab banjir dahsyat Libya yang memuat banyak korban.
"Pihak berwenang ... telah salah perhitungan secara tragis dan kriminal, dan gagal memenuhi tanggung jawab mereka untuk melindungi warga negara mereka sendiri," tambahnya.
(sef/sef)