Tak Disangka! Soekarno Pegang 3 Investasi Ini

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
16 September 2023 17:45
Presiden Indonesia pertama, Soekarno. (AP/Leslie Priest)
Foto: Presiden Indonesia pertama, Soekarno. (AP/Leslie Priest)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sosok Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, terus melekat di benak masyarakat Indonesia. Umumnya, hal terkait Soekarno yang melekat adalah pemikiran, kisah perjuangan, hingga kisah romansa.

Namun, ada satu hal dari Soekarno yang cukup luput dari perhatian orang, yakni pandangan terkait investasi untuk masa depan. Perihal investasi disampaikan sosok proklamator itu saat peringatan ke-11 proklamasi kemerdekaan Indonesia, yakni 17 Agustus 1956 di Istana Merdeka.

Melalui pidato berjudul "Berilah Isi Kepada Hidupmu!", Soekarno menyampaikan pesan penting kepada seluruh rakyat agar berpartisipasi dalam proses pembangunan. Terlebih, pada saat itu negara sedang dalam tahap pemulihan pasca-Perang Kemerdekaan (1945-1949) atau 'taraf investiment'. Salah satu pesan yang disampaikan Soekarno adalah kewajiban rakyat berinvestasi sebagai modal pembangunan.

Lantas, apa saja investasi tersebut?

Investasi pertama adalah investment of human skill, yakni kewajiban rakyat untuk memiliki keahlian dan semangat tinggi.

Kedua, material investment yang mengharuskan rakyat memiliki modal materi berupa barang, bahan-bahan penting, barang berharga, kepemilikan alat, dan sebagainya.

Presiden pertama Indonesia Soekarno saat bertemu Presiden Prancis Jenderal de Gaulle Di Istana Elysée, di Paris, Prancis, pada 21 Juni 1963. (File Foto - Keystone-France/Gamma-Rapho via Getty Images)Foto: Presiden pertama Indonesia Soekarno saat bertemu Presiden Prancis Jenderal de Gaulle Di Istana Elysée, di Paris, Prancis, pada 21 Juni 1963. (File Foto - Gamma-Keystone via Getty Images/Keystone-France)
Presiden pertama Indonesia Soekarno saat bertemu Presiden Prancis Jenderal de Gaulle Di Istana Elysée, di Paris, Prancis, pada 21 Juni 1963. (File Foto - Keystone-France/Gamma-Rapho via Getty Images)

Ketiga, mental Investment, yakni kewajiban rakyat agar punya cara berpikir, mental, dan batin yang kuat.

Namun, dari ketiga itu Soekarno menekankan satu investasi penting, yakni mental investment atau investasi mental. Soekarno mengatakan, investasi mental adalah hal mendasar dan sangat penting untuk mencapai jiwa nasional yang berguna dalam memupuk rasa cinta tanah air dan pembangunan.

Menurutnya, tidak masalah jika rakyat belum punya apapun. Sebab, hal terpenting harus memiliki mental kuat terlebih dahulu. Jika tidak memiliki hal ini maka percuma rakyat memiliki bentuk investasi lain.

"Boleh sekarang kita belum punya alat-alat materiil secara lengkap. Boleh sekarang kita belum memiliki traktor. Boleh sekarang kita belum memiliki baja atau semen seribu gunung. Boleh sekarang kita belum punya bahan kimia. Boleh sekarang kita belum memiliki apapun. Namun, dengan jiwa malaikat InsyaAllah kita tidak akan mati!," kata Soekarno di hadapan ribuan rakyat.

Sosok kelahiran Surabaya itu beralasan bahwa jika jiwa dan pikiran rakyat Indonesia memiliki sikap minder, takut, lemah, dan masih memandang Belanda atau bangsa asing sebagai sesuatu yang hebat maka jangan harap bisa mengelola apapun di masa depan.

Apabila rakyat nekat melakukan investasi lain tanpa memiliki jiwa nasional yang kuat maka orang itu akan menjadi terbelakang dan hanya jadi budak.

Dari sinilah Presiden Indonesia pertama itu mencetuskan istilah Revolusi Mental.

"Mental kita harus berubah. Mental kita harus berevolusi. Mental kita harus mengangkat diri kita di atas kekecilan jiwa. Jauhkan urusan yang meributkan urusan kecil," katanya.

Lebih lanjut, Soekarno ingin masyarakat Indonesia meninggalkan kemalasan, korupsi, sikap individualisme, sikap sombong, dan sok jagoan. Jika itu semua sudah dilepaskan, manusia Indonesia resmi menjadi manusia pemimpin yang bisa memimpin dirinya sendiri dan orang lain untuk melangkah di masa depan, termasuk soal kepemilikan bentuk investasi lainnya.

Apabila manusia sudah disiplin, rajin, dan bertanggungjawab, Soekarno menyebut masyarakat Indonesia sudah memiliki kemampuan pengelolaan investasi lain.


(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Kabar Soekarno Punya 57 Ton Emas di Bank Swiss, Benar?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular