Jokowi Soal Krisis Pangan di IPB: 3 Jam Ngobrol dengan Putin!
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo mengungkapkan ngerinya krisis pangan yang terjadi secara global. Salah satu penyebabnya adalah dari kondisi geopolitik yang memanas hingga rivalitas negara besar.
Dalam Sidang Terbuka Dies Natalis ke 60 Institute Pertanian Bogor (IPB) di Kampus IPB, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/9/2023), Jokowi bercerita krisis gandum yang terjadi imbas perang Rusia dan Ukraina.
Saat itu Jokowi menemui kedua pimpinan negara karena konflik yang berkepanjangan ini. Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Kamis, 29 Juni 2022.
"Dengan Presiden Zelensky (Ukraina) saya diskusi 2,5 jam, beliau sampaikan di Ukraina itu ada 77 juta ton gandum yang tidak bisa keluar untuk di ekspor masuk ke Afrika dan Asia," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan 77 juta ton gandum itu mandek di Ukraina karena pelabuhan Odessa dikuasai oleh Rusia.
Selain itu Jokowi juga berbicara kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, juga mengatakan tidak bisa melakukan ekspor gandum.
"Dari Ukraina saya ke Rusia, bicara dengan Putin 3 jam saya bicara. Keluar lagi angka di Rusia ini 130 juta ton gandum berhenti artinya total ada 207 juta ton gandum berhenti di Ukraina dan Rusia. terus kalau berhenti yang biasanya diekspor makan apa?" kata Jokowi.
Sehingga konteks geopolitik sangat berhubungan dengan krisis pangan di eropa, dimana membuat harga gandum naik di seluruh bagian negara, yang merugikan rakyat.
Selain itu Jokowi saat ini juga sudah ada 19 negara yang membatasi ekspor pangan, termasuk beras. Salah satunya India yang membuat harga beras naik di seluruh dunia.
" kita mau memperbesar cadangan strategis beras mau impor barangnya sulit didapatkan tidak seperti lalu-lalu di sodori pak ini dibeli, sekarang mencari nya sangat sulit karena ingin menyelamatkan rakyat sendiri-sendiri," kata Jokowi.
(hoi/hoi)