AS Tak Mungkin Kucilkan Nikel RI, Luhut: Mereka Kurang Suplai
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai aturan Inflation Reduction Act atau IRA membuat Amerika Serikat (AS) pening kepala. Sebab, AS bakal kelimpungan lantaran masih bergantung pada pasokan nikel RI.
Aturan ini sendiri akan memuat pemberian insentif dan subsidi terkait dengan energi hijau. Meski begitu, bahan baku nikel untuk produksi baterai listrik dari Indonesia tidak masuk ke dalam UU IRA tersebut.
"Amerika ini sekarang negosiasi IRA dengan kita karena mereka kekurangan dan saya bilang dengan mereka kalian gak bisa anggap kami enteng kalau kalian gak mau fine," kata Luhut dalam acara Seminar Nasional IKAXA 2023, Kamis (14/9/2023).
Luhut pun menegaskan tidak ada suatu negara manapun di dunia yang berhak mendikte dan mengatur negara lain. Termasuk negara seperti Amerika Serikat.
Menurut Luhut kebutuhan nikel AS untuk bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik cukup besar. Oleh sebab itu, Indonesia mempunyai peran yang cukup penting dalam rantai pasokan nikel dunia.
"Mereka kan butuh nikel banyak, dan tidak cukup nikel yang mereka punya dan mereka dapat untuk menaikkan 11 kali produksi mobil listriknya. Jadi dia butuh di kita. Kita juga bilang, kita tidak punya free trade agreement dengan mereka. Kita cari bentuk lain, kerjasama untuk itu," katanya.
(pgr/pgr)