AS Hengkang, Proyek Kebanggaan Jokowi Terganjal Hal Ini..

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
14 September 2023 09:55
Wujudkan Kemandirian Energi Indonesia, Pertamina Siap Memulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME*
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - Hengkangnya perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yakni Air Products and Chemicals Inc dari Proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME), membuat proyek yang menjadi kebanggaan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi tersendat-sendat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif membeberkan bahwa salah satu hambatan bagi program hilirisasi batu bara di Indonesia karena pembiayaan untuk teknologi penangkap karbon atau carbon capture.

"Satu lagi juga yang masih menjadi hambatan kita itu adalah cost untuk carbon capture ini," jelas Arifin saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (14/9/2023).

Dia juga menjelaskan bahwa mundurnya investor pada proyek tersebut yakni perusahaan asal AS yakni Air Products and Chemicals Inc adalah perusahaan yang memiliki lisensi, dengan begitu dia mengatakan pengganti investor tersebut juga harus yang setara alias yang memiliki lisensi juga.

"Itu kan investornya mundur ya. Dulu kan investor itu yang punya lisensi, ke depannya memang harus cari juga yang sejenis, yang juga bisa membawa dana untuk investasi," tambahnya.

Dia juga mengungkapkan kelanjutan proyek tersebut akan lebih baik jika harga batu bara yang digunakan ekonomis. "Tadi juga dengan, kalau mungkin harga batu baranya memang cukup ekonomis itu akan bagus," terangnya.

Seperti diketahui, program hilirisasi batu bara yang digencarkan Presiden Jokowi hingga kini tak kunjung jalan. Terlebih, ketika perusahaan petrokimia asal Amerika Serikat (AS), yakni Air Products and Chemicals Inc, mundur dari dua proyek gasifikasi batu bara di Indonesia.

Padahal, Presiden Jokowi membanggakan proyek gasifikasi batu bara ini karena bisa menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) nasional, dan pada akhirnya bisa menghemat devisa negara.

Lantas, apa yang membuat proyek gasifikasi batu bara menjadi DME atau methanol sulit direalisasikan?

Plh Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia (IMA) Djoko Widajatno mengatakan, pengganti Air Products di proyek gasifikasi batu bara di Indonesia merupakan perusahaan asal China. Namun memang, lanjutnya, saat ini proses negosiasi masih berlangsung.

Djoko menyebut, persoalan utama yang membuat perusahaan asal AS ini hengkang dari proyek gasifikasi batu bara RI lantaran tingkat keuntungan yang didapat belum mencukupi. "Faktor utamanya masalah keuntungan yang diperoleh belum memadai," kata Djoko kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/8/2023).

Hal itu diperparah lagi dengan belum adanya kepastian harga jual DME di dalam negeri. Ini lantaran infrastrukturnya sendiri di Indonesia juga belum terbangun.

"Sebenarnya belum ada kepastian harga jual DME, karena infrastruktur juga perlu dibangun. Jadi harga jualnya pasti lebih tinggi dari harga kalau diimpor, kata Djoko.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Cabut, Begini Nasib Proyek Kebanggaan Jokowi..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular