Sempat Disetop, Bulog Kembali Guyur Beras Curah ke Cipinang

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
13 September 2023 18:35
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Kepala Badan Pangan Nasional meluncurkan SPHP Beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (13/9/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Kepala Badan Pangan Nasional meluncurkan SPHP Beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (13/9/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akhirnya menggelontorkan lagi beras cadangan (CBP/ cadangan beras pemerintah) yang ada di gudang Perum Bulog ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Penyaluran ini melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), mekanisme terbaru operasi pasar  (OP). 

Sebelumnya, pemerintah memutuskan hanya akan menggelar SPHP dengan menggelontorkan beras kemasan ukuran 5 kg ke pasar-pasar hilir atau eceran, baik di ritel modern maupun pasar tradisional. Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) pernah mengungkapkan alasan pemerintah menghentikan distribusi beras ke PIBC karena khawatir diselewengkan oleh oknum tak bertanggung jawab. 

Namun, mulai hari ini, Rabu (13/9/2023), pemerintah mulai mengguyur beras ke PIBC, di mana tahap awal akan dipasok 1.000-3.000 ton. Yang selanjutnya akan ditambah. Demi terus menjaga stabilitas pasokan dan harga beras yang saat ini terus menanjak hingga berulang kali pecah rekor. 

"PIBC yang merupakan barometer pasar beras nasional, sehingga mulai hari ini beras SPHP kita salurkan pula disini untuk memastikan bahwa beras SPHP secara masif kita gelontorkan kepada masyarakat sehingga harga beras dapat ditekan dan inflasi tetap terjaga sesuai arahan Bapak Presiden. Dengan digelontorkannya beras SPHP ke PIBC ini semakin memperluas jangkauan beras SPHP yang sebelumnya juga sudah kita gelontorkan ke pasar tradisional dan ritel modern," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi saat meninjau operasi pasar beras SPHP di PIBC Jakarta bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. 

Tak seperti beras SPHP yang didistribusikan ke ritel modern atau pengecer di pasar tradisional, beras SPHP ke PIBC yang digelontorkan adalah beras curah 50 kg. Selanjutnya, dia memerintahkan, beras tersebut didistribusikan merata, melibatkan semua koperasi dan pedagang di PIBC. 

Menurut Arief, Satgas Pangan bersama Pemda DKI Jakarta akan mengawasi dan memastikan beras-beras itu didistribusikan lewat pedagang yang memiliki jaringan sampai ke hilir (downline). 

"Ini pertama kali kita masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang. Kita akan drop 1.000-3.000 ton. Menyusul nanti kalau pedagang di pasar ini sudah punya downline. Nanti akan ada Satgas Pangan memastikan beras ini sampai ke pasar turunan," kata Arief.

"Jadi tolong bantu, kalau sampai nanti beras Bulog ini belum ada di pasar turunan, hubungi kita semua, termasuk Dirut Food Station. Dan, pastikan harganya di Pasar Induk Beras Cipinang Rp10.385 dan di pasar turunan maksimal Rp10.900," tegasnya.

Mekanisme Distribusi

Arief menjelaskan, beras-beras tersebut nantinya akan didistribusikan agar sampai ke pedagang akhir dan ke konsumen. Hanya saja, ujarnya, beras yang didistribusikan tak akan dikemas lagi serta tanpa menggunakan label SPHP dan logo Bulog. 

"Nanti tetap ada logo Bulog (di karung) masuk sana. Perkara nanti didistribusikan sama downline-nya kita periksa saja nanti. Bantu saja lihat kalau harganya lebih tinggi (di atas Rp10.900 per kg) kasih tahu, nanti kita laporin Satgas pangan," kata Arief saat ditemui di Kompleks DPR RI, Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Sementara itu, Buwas menambahkan, sanksi hukum menanti jika ada yang berusaha melakukan penyelewengan beras SPHP.

"Nanti akan dicek oleh Satgas Pangan, yang mengawasi Satgas pangan. Saya hanya melaksanakan tugas tadi, harus membanjiri pasar dengan mendistribusikan beras SPHP kepada pedagang ukuran 50 kg atau curah. Pedagang yang sudah diverifikasi, punya downline dia sudah bertanggung jawab, menandatangani untuk sampai ke konsumen dengan harga murah yaitu Rp10.900 per kg. Dan apabila dilihat mereka ada melanggar, maka akan ada sanksi hukum," kata Buwas. 

Arief mengakui, menyalurkan beras dalam bentuk curah memang memerlukan pengawasan ekstra. 

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Kepala Badan Pangan Nasional meluncurkan SPHP Beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (13/9/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Kepala Badan Pangan Nasional meluncurkan SPHP Beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (13/9/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Kepala Badan Pangan Nasional meluncurkan SPHP Beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (13/9/2023). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

"Namanya beras curah itu pasti harus ada ekstra effort, makanya Dirut Bulog itu sebenarnya pengin yang sudah dikemas 5 kg. Tapi kan coba 5 kg seberapa kuat Bulog mengemas. Padahal presiden maunya cepat beras itu digelontorkan. Jadi lebih cepat mana Bulog sendiri mengemas 5 kg atau dikasih bentuk curah, kemudian kita kasih tahu saja ujungnya (di konsumen) harus Rp10.900 (per kg)," terangnya.

"Itu makanya dari awal Pak Dirut Bulog menyampaikan 'hati-hati jangan sampai ada pelanggaran', itu loh bolak balik disampaikan maksudnya. Karena kalau misalnya itu dijual dengan harga yang lebih tinggi kan nggak masuk sasaran kita, sehingga Rp10.900 (per kg) itu kita wanti-wanti di ujung (konsumen) harganya harus Rp10.900 (per kg)," pungkas Arief.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Bulog Blak-blakan Harga Beras Seharusnya, Begini Perhitungannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular