
Perang Rusia-Ukraina Minggir, 'Perang' Durian Invasi Bumi

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena unik baru muncul. Ini terkait permintaan global buah durian yang melonjak tinggi.
Laporan HSBC menyebut permintaan meningkat hingga 400% dari tahun ke tahun. Hal ini tak lain dan tak bukan didukung konsumsi gila-gilaan di China.
"Melawan tren global, permintaan durian melonjak 400% year-on-year yang disebabkan oleh kegilaan di China," demikian laporan yang dirilis oleh bank seperti dikutip CNBC International, Rabu (13/9/2023).
Selama dua tahun terakhir, China tercatat telah mengimpor durian senilai US$6 miliar atau setara Rp92,2 triliun. Ekonom ASEAN HSBC Aris Dacanay dalam laporannya menyebut jumlah ini merupakan 91% dari permintaan global.
'Ledakan durian' yang sebagian besar terkonsentrasi di China terjadi karena konsumen tidak melihatnya hanya sebagai buah. Namun, juga sebagai "hadiah" yang memamerkan kekayaan si pemberi.
Selain itu, sudah menjadi hal yang lumrah di China untuk memasukkan durian sebagai bagian dari hadiah adat kepada teman dan kerabat saat pertunangan. Meskipun lonjakan permintaan durian di China dimulai pada awal tahun 2017, menurut data dari HSBC, peningkatan permintaan tersebut baru meningkat pada akhir tahun 2022.
"Apakah durian akan menjadi karet baru? Mungkin suatu hari nanti, memberi durian kepada ibu mertua akan menjadi tradisi dunia. Hanya waktu yang akan menjawabnya," kata Dacanay.
Perlu diketahui, durian yang juga disebut raja buah-buahan, dijual dengan harga lebih dari US$10 (Rp153 ribu) per kilo di China. Padahal, rata-rata Asia Tenggara hanya menjual sekitar US$6 (Rp92 rribu) per kilo.
ASEAN diketahui sebagai pemasok utama buah tersebut. Bahkan menyumbang 90% ekspor durian dunia pada tahun 2022.
Thailand misalnya menyumbang 99% dari total ekspor durian di 10 negara blok Asia Tenggara. Lonjakan permintaan durian juga membawa peluang bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Vietnam.
Mengutip South China Morning Post (SCMP), harga per kilogram buah durian asal Vietnam bisa dihargai US$ 4. Ini jauh lebih murah dibandingkan asal negara Asia Tenggara lain.
"Pasar di China begitu besar sehingga ada banyak ruang bagi negara-negara ASEAN lainnya untuk ikut serta dan bersaing-semacam durian," tulis Dacanay.
"Ada peluang besar... pasar durian masih semakin besar seiring dengan semangat negara-negara lain di ASEAN untuk bersaing melawan dominasi Thailand atas Raja Buah-buahan," pungkasnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor Durian RI Tembus Rp 811 Juta, 2 Negara Ini Jadi Pembeli Utama