Proyek Kilang Minyak RI-Rusia Ini Terganjal Pembiayaan
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengungkapkan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni Kilang Bahan Bakar Minyak (BBM) Tuban, Jawa Timur, saat ini masih terganjal masalah pembiayaan.
Kilang Tuban ini merupakan proyek kilang baru yang digarap PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refinery & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan perusahaan Rusia Rosneft. KPI memegang saham 55% dan Rosneft 45% di proyek Kilang Tuban ini.
Deputi Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo mengatakan, masalah pembiayaan Kilang Tuban ini masih harus dibicarakan bersama antara Pertamina dan Rosneft.
Sebelumnya, Pertamina pernah menyebut, investasi mega proyek Kilang Tuban ini diperkirakan mencapai US$ 21 miliar atau sekitar Rp 315 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$).
"Kilang Tuban tanahnya sudah siap, tapi kan ini harus dibicarakan pembiayaannya, nah ya tergantung Pertamina dan waktu itu kan Rosneft ya. Nah tinggal pembiayaannya seperti apa, dan Rosneft kan masih komitmen bangun di sana," tutur Wahyu di Jakarta, Rabu (13/09/2023).
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengatakan bahwa proyek Kilang Tuban, proyek kerja sama Pertamina dengan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Rusia Rosneft ini masih berprogres.
Bahkan, saat ini tengah dalam proses Final Investment Decision (FID) atau keputusan final investasi.
"Masih jalan ini lagi FID, sama proses prakualifikasi EPC," ungkap Taufik ditemui di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Selain itu, Taufik juga memastikan bahwa pihaknya masih tetap menggandeng perusahaan Rusia dalam pembangunan proyek ini. Dengan demikian, belum ada rencana penggantian mitra kerja sama.
"Masih eksisting sekarang. Kita kan kudu bahas sama holding ya soal strategic partner," ujarnya.
Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.
Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.
(wia)