
Asing Soroti Pilpres RI Sebut Cak Imin-NU, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perubahan tak terduga menjelang pemilihan presiden RI tahun depan membuat situasi sulit.
Setidaknya ini dirasakan aliansi partai politik konservatif terbesar di dunia, Centrist Democrat International (CDI), dan Nahdlatul Ulama (NU), gerakan masyarakat sipil Muslim terbesar dan paling moderat di dunia.
Hal ini dilaporkan oleh media penampung opini Modern Diplomacy dalam artikel berjudul 'The Indonesian presidential election produces an unexpected twist' yang dirilis 8 September lalu.
Artikel itu sendiri dimuat Dr. James M. Dorsey, peneliti senior di S. Rajaratnam School of International Studies dan salah satu Direktur Institut Budaya Universitas Würzburg.
Dalam artikel disebutkan bagaimana keputusan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bergabung dengan Anies Baswedan sebagai calon wakil presidennya membuat CDI meradang.
Sebelumnya PKB telah menjadi organisasi yang terdiri dari partai-partai lintas negara yang berhaluan demokrasi itu sejak 2018 dengan tujuan bersama melawan radikalisme.
"Seorang ilmuwan politik lulusan Amerika Serikat (AS) dan mantan gubernur Jakarta yang memiliki hubungan dekat dengan kalangan Muslim konservatif dan kecenderungan politik identitas, Anies didukung dalam pemilu mendatang oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), saingan berat PKB diyakini berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin," tulis media tersebut dikutip Selasa (11/9/2023).
"Ini memprihatinkan," tambahnya mengutip seorang pejabat senior CDI, seperti dikutip media tersebut.
Sementara dalam artikel yang sama, NU disebut dengan cepat membantah pernyataan PKB bahwa gerakan tersebut mendukung langkah Cak Imin. NU menegaskan tidak mendukung calon presiden mana pun.
"Jangan ada calon yang (menghadirkan diri) mengatasnamakan NU. Kalaupun ada, mereka melakukannya atas kapasitas dan rekam jejak masing-masing," muatnya menulis komentar Ketua NU Yahya Cholil Staquf, yang diketahui hubungannya dengan Cak Imin sudah lama renggang.
Pilihan Anies atas Cak Imin disebut menjadi upaya taktik untuk memenangkan suara di kubu NU di Pulau Jawa. Langkah ini menggarisbawahi pengaruh politik gerakan tersebut.
Sementara memasukkan para analis lain, ia menulis bahwa langkah Cak Imin dapat mengganggu koalisi yang mendukung Anies. Bahkan, mengakhiri karier politik Cak Imin sendiri serta kepemimpinan PKB jika pencalonannya sebagai wakil presiden gagal.
"Ini adalah permainan jangka panjang," kata seorang analis muatnya.
Kemitraan Anies dengan Cak Imin telah mendorong Partai Demokrat mundur dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang beranggotakan tiga partai calon presiden tersebut. Partai Demokrat mengharapkan Anies untuk mencalonkan Agus Yudhoyono, ketua partai dan putra tertua mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai cawapresnya.
Sementara itu, PKS mengatakan dewan penasihat agamanya perlu menyetujui pilihan Anies terhadap Muhaimin. Pengamat mencatat, PKS tidak hadir saat Anies dan Muhaimin mengumumkan kemitraannya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Media Asing Sorot Anies Baswedan di Pilpres, Sebut Ini
