
Bukan Dolar, Tetangga RI Nyaman Beli Minyak Rusia Pakai Yuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski mendapatkan embargo dari pihak Barat, minyak asal Rusia masih menyimpan daya tarik yang besar. Bahkan bagi negara-negara di Asia Tenggara.
Salah satu negara yang telah membelinya adalah Myanmar. Menteri Investasi dan Hubungan Ekonomi Luar Negeri Myanmar Kan Zaw mengungkapkan kepada Sputnik bahwa Myanmar membayar produk minyak bumi Rusia dalam mata uang yuan.
"Kami menggunakan yuan dan tidak (membayar) dengan rubel saat ini. Namun kami mencoba membuat perjanjian kyat-rubel (secara timbal balik dikonversi). (Perjanjian) akan (ditandatangani) segera," ujarnya di sela-sela Forum Ekonomi Timur (EEF) di Vladivostok, Senin (11/9/2023), seperti dikutip Al Mayadeen.
Myanmar sendiri merupakan salah satu negara yang terkena sanksi oleh negara-negara Barat. Ini disebabkan kudeta kekuasaan yang dilakukan junta militer negara itu kepada kelompok pro-demokrasi pada awal 2021 lalu.
Di sisi lain, Rusia juga mengalami nasib serupa pascaperang Rusia-Ukraina. Tercatat, Barat menerapkan ribuan sanksi ekonomi pada Moskow dengan harapan kehilangan isi dompetnya untuk membiayai perang.
Tahun lalu, setelah serangan Rusia ke Ukraina pada bulan Februari, negara-negara G7 memperkenalkan mekanisme pembatasan harga minyak yang membatasi pendapatan kas perang Kremlin sekaligus mempertahankan aliran Rusia ke pasar global.
Sementara itu, selain Myanmar, Filipina menyatakan minatnya untuk membeli produk minyak dari Rusia dan bermaksud untuk membahas masalah ini pada pertemuan Komisi Perdagangan dan Ekonomi mendatang pada bulan Oktober.
"Sejauh yang saya tahu, belum ada pengiriman produk minyak. Tapi pasti ada ketertarikan. Ada beberapa masalah yang sedang kami tangani. Saya berharap bulan depan akan ada pertemuan perwakilan Federasi Rusia dan Filipina saat Komisi Kerja Sama Perdagangan dan Ekonomi Bersama dan minyak akan dibahas di sana. Tapi belum ada rinciannya," kata Duta Besar Filipina untuk Rusia, Igor Bailen.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Tiba-Tiba 'Serang' Rusia, Ancam Lumpuhkan Ekonomi Putin
