
Lee Hsien Loong Ramal Ekonomi Singapura 2024, Resesi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong memprediksi ekonomi Singapura 2024. Ia yakin negaranya tidak akan mengalami resesi tahun ini meskipun perekonomiannya lesu dan masih ada ketidakpastian pada tahun 2024.
Resesi merujuk ke kontraksi ekonomi dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun. Lee menyampaikan pandangannya ini kepada media di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta pada Kamis (7/9/2023).
Lee kemudian membandingkan pertumbuhan Singapura sebesar 1% tahun ini dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 4% untuk ASEAN. Lee mengatakan pertumbuhan Singapura memang sedikit lebih lambat karena tingkat pertumbuhan ekonomi negaranya lebih maju.
"Memperhatikan bahwa tahun yang baik bagi Republik adalah sekitar 2,5% dan tahun yang sangat, sangat baik dengan pertumbuhan sebesar 3%," kata PM Lee, seperti dikutip Channel News Asia (CNA).
Ia mengatakan pemulihan ekonomi Singapura pasca-Covid, bersifat sementara dan tidak berkelanjutan. Sebelumnya, di 2021 negeri itu mencatatkan PDB sebesar 7,6%.
"Jadi bagi kami, 1% itu lambat. Tapi ini bukan resesi," tegasnya.
"Dan kita harus melihat bagaimana keadaannya di Eropa, Amerika, dan juga di China. Dan saya pikir secara keseluruhan, saya pikir ada kelesuan dalam perekonomian, kami tidak berpikir bahwa kami akan mengalami resesi tahun ini. Tapi apa yang terjadi tahun depan, kami belum yakin," tambahnya.
Dalam temuan yang dirilis pada hari Rabu, ekonom sektor swasta memangkas perkiraan mereka terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura tahun ini. Negeri kota itu diramal hanya akan tumbuh menjadi 1%, turun dari proyeksi sebelumnya pada bulan Juni sebesar 1,4%.
Perlambatan dalam lingkungan pertumbuhan eksternal disebut-sebut sebagai risiko penurunan terbesar. Ada pula tekanan inflasi dan perlambatan pertumbuhan di China.
Namun tampaknya ada kabar yang lebih baik untuk tahun 2024. Di mana para ekonom memproyeksikan PDB akan meningkat sebesar 2,5% pada tahun itu.
Sebelumnya pada bulan Agustus, Singapura sedikit memangkas prospek ekonominya untuk tahun 2023 menjadi antara 0,5% hingga 1,5%, menyempit dari kisaran sebelumnya 0,5% hingga 2,5%. Hal itu setelah berhasil menghindari resesi pada kuartal kedua.
PDB Singapura meningkat dengan penyesuaian musiman sebesar 0,1% secara kuartalan pada April hingga Juni, setelah kontraksi sebesar -0,4% pada kuartal pertama tahun 2023. Suatu perekonomian memasuki resesi teknis ketika mengalami pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger Skandal Korupsi di Singapura, Sosok Ini Biang Keladinya
