KTT ASEAN 2023

3 Kesepakatan ASEAN di Bidang Energi, Ada Listrik-Hilirisasi!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
08 September 2023 14:32
Jokowi: ASEAN Tidak Akan Tersandera Konflik Myanmar
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta yang berlangsung tiga hari selama 5-7 September 2023, telah berakhir.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Keketuaan Indonesia di KTT ASEAN kali ini telah menghasilkan banyak hal sebagai upaya menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan, meskipun di tengah situasi yang sulit saat ini.

"Dan saya bisa pastikan bahwa sampai saat ini ASEAN telah berada pada track yang benar untuk bisa menjalankan peran tersebut, menjadi kontributor stabilitas dan perdamaian, serta menjadi epicentrum of growth," tutur Presiden Jokowi saat konferensi pers usai penutupan KTT ke-43 ASEAN di JCC, Jakarta, Kamis (07/09/2023).

"Setelah melalui proses yang panjang dan sulit, akhirnya kita berhasil menyepakati EAS Leaders' Joint Statement mengenai epicentrum of growth," lanjutnya.

Setidaknya, ada tiga kesepakatan di bidang energi dan pertambangan yang dihasilkan dari KTT ke-43 ASEAN ini.

1. Hilirisasi Industri

Presiden Jokowi menyebut, Indonesia dan ASEAN sepakat untuk menyejahterakan rakyat melalui hilirisasi industri.

"Indonesia dan ASEAN juga terus menyuarakan kepentingan negara-negara Pasifik, kepentingan negara berkembang, termasuk hak untuk menyejahterakan rakyatnya melalui hilirisasi industri," tuturnya.

2. Ekosistem EV

"Dan kesepakatan di bidang ini alhamdulillah juga berhasil kita capai untuk pengembangan end-to-end ekosistem EV yang didukung penuh oleh RRT (China), Jepang, dan Korea," ucap Jokowi.

3. Ekspor-Impor Listrik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, salah satu kesepakatan yaitu memperkuat jaringan listrik lintas negara di kawasan regional Asia Tenggara (ASEAN).

"Kemudian, (dihasilkan kesepakatan) terkait ketahanan energi dan renewable energy, salah satu yang juga dijadikan leaders declaration adalah interkonektivitas dari energi, di dalamnya memperkuat trans-ASEAN power grid," tutur Airlangga.

Pada pekan lalu saat pertemuan para Menteri Energi Asia Tenggara (ASEAN) di Nusa Dua, Bali, selama 24-25 Agustus 2023, salah satu kesepakatan yang ditandatangani yaitu terkait interkoneksi listrik perbatasan Indonesia-Malaysia atau Indonesia-Malaysia Cross-Border Power Interconnection.

Disebutkan terdapat 18 potensi interkoneksi lintas batas dengan kapasitas kumulatif 33 GW pada tahun 2040, termasuk dua interkonektor yang diusulkan antara Indonesia dan Malaysia untuk analisis tingkat kelayakan:

- Sumatera, Indonesia - Peninsular Malaysia: ACE, PT PLN (Persero), dan Tenaga Nasional Berhad (TNB)

Kedua negara sepakat berkolaborasi untuk mengembangkan Studi Kelayakan untuk jalur Interkoneksi Sumatera, Indonesia - Semenanjung Malaysia. Studi ini akan fokus pada peningkatan investasi di fasilitas yang dibutuhkan, mendukung pengembangan dan implementasi kebijakan.

Studi Kelayakan akan menentukan kelayakan teknis, keuangan, dan ekonomi dan juga penilaian dampak lingkungan awal. Sumatera, Indonesia - Interkoneksi Semenanjung Malaysia akan menjadi interkoneksi lintas batas bawah laut pertama di kawasan ini.

- Kalimantan, Indonesia - Sabah, Malaysia: ACE, PT PLN (Persero), dan Sabah Electricity Sdn Bhd (SESB)

Berkolaborasi untuk membuat studi kelayakan dengan ruang lingkup yang serupa dengan pengaturan di atas yang bertujuan untuk mencapai Interkonektivitas Keamanan Energi Berkelanjutan di wilayah Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina (BIMP).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi: RI & ASEAN Sepakat Hilirisasi Industri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular