Takut! Bos IMF Ingatkan ASEAN Soal Malapetaka Ini

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
07 September 2023 10:57
FILE - In this Feb. 14, 2020 file photo, Kristalina Georgieva, Managing Director of the International Monetary Fund, attends a session on the first day of the Munich Security Conference in Munich, Germany.   Georgieva said Friday, March 27,  it is clear that the global economy has now entered a recession that could be as bad or worse than the 2009 downturn.  She said the 189-nation lending agency was forecasting a recovery in 2021, saying it could be a “sizable rebound.” But she said this would only occur if nations succeed in containing the coronavirus and limiting the economic damage(AP Photo/Jens Meyer, File)
Foto: Kristalina Georgieva, IMF (AP/Jens Meyer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Pelaksana dari International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva Kristalina mengingatkan betapa mengerikan dampak perubahan iklim secara lebih luas di kawasan Indo Pasifik, khususnya di kawasan negara-negara ASEAN.

Menurutnya, suhu yang meningkat lebih cepat dari rata-rata global menimbulkan kekeringan di banyak negara. Hal tersebut dapat memberikan efek domino bagi lingkungan yang dapat mengganggu tatanan hidup manusia.

"Kita tahu bahwa suhu meningkat di sini, mengapa hal ini lebih cepat daripada rata-rata global. Hal ini menyebabkan semakin seringnya terjadi kejadian cuaca ekstrem yang parah," tuturnya.

Pihaknya mencatat, negara seperti Myanmar, Filipina, Vietnam dan Taiwan termasuk dalam 10 besar dalam indeks risiko iklim global. Indonesia juga dapat kena imbasnya karena bencana akan datang dari kenaikan permukaan air laut.

"Dan tidak jauh dari Indonesia, Indonesia terkena dampak parah dari bencana alam kenaikan permukaan air laut," sebutnya.

Selain itu, lanjutnya, meningkatnya suhu dan kekeringan parah juga memicu kebakaran hutan. "Dan kita tahu bahwa di alam liar, kebakaran hutan adalah tren yang semakin dramatis seiring dengan meningkatnya suhu," ucapnya.

"Dan tentu saja, selain kerugian fisik, kita juga harus menanggung kerugian manusia, penderitaan orang-orang yang menghancurkan penghidupan ratusan juta orang," lanjutnya.

Kristalina menambahkan, krisis iklim juga merupakan tantangan besar dan berperan penting bagi kerja IMF. Salah satunya karena perubahan iklim membahayakan stabilitas makroekonomi dan keuangan.

"Kami memperkirakan kerugian ekonomi akibat bencana di negara kami rata-rata sekitar US$ 100 miliar per tahun dan lebih signifikan lagi jika kita melihat ke masa depan," pungkasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos IMF Beberkan Hasil Pertemuan dengan Luhut, Apa Isinya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular