Wamen BUMN Ungkap Kunci Pertamina Raih Laba Tertinggi Rp60 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan PT Pertamina (Persero) merupakan salah satu BUMN dengan capaian laba bersih terbesar di antara BUMN.
Bahkan, pada 2022 lalu, Pertamina tercatat telah membukukan laba bersih Rp 60 triliun.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Kartika Wirjoatmodjo.
Menurut Tiko, sapaan akrab Kartika, torehan terbaik tersebut tak lepas dari upaya perusahaan yang terus melakukan berbagai efisiensi dan perbaikan kinerja. Utamanya, melalui pembentukan Holding Subholding di tubuh Pertamina.
"Nah ini menarik bahwa Subholding ini tujuan pertamanya adalah transparansi keuangan. Kita ambil sebagai contoh sekarang ada Subholding, mulai dari upstream, refinery, sampai dengan shipping, sampai dengan retail, sampai dengan berbagai bisnis lainnya," kata Tiko dalam acara BUMN Performance Report 2023, dikutip Senin (4/9/2023).
Misalnya di sektor hulu migas, menurut dia, dengan adanya Subholding Upstream, maka dapat terlihat neraca dan laporan laba rugi perusahaan secara rinci. Adapun keuntungan di bisnis hulu pada tahun lalu ditopang dengan adanya kenaikan harga minyak mentah.
"Yang paling penting juga efisiensi di pengolahan di refinery-nya ini supaya refinery kita efisien dan optimal. Kalau dulu ini bagian dari cost center, sekarang profit center. Kita tahu persis refinery kita itu produktif apa tidak dan membuat margin apa tidak," tambahnya.
Berikutnya yakni dengan adanya pembentukan PT Pertamina International Shipping (PIS), sebagai Subholding Integrated Marine Logistics, melalui sebuah spin-off. Ini dilakukan agar PIS dapat menjadi perusahaan shipping yang sehat.
"Ini yang menjamin ketersediaan, ini lebih kepada PSO nya. Karena memastikan tadi ada Solar, Pertalite di semua wilayah Indonesia. Kita jadi tahu konstrukturnya dengan detail. Dengan ini Pertamina melakukan banyak efisiensi dan transparansi termasuk impor minyak, pada waktu kita melakukan refinery itu semua transparan dan kita bisa melihat semua flow-nya semua," kata dia.
"Dan dengan kondisi seperti itu Pertamina tahun lalu mencetak laba tertinggi dalam sejarah Pertamina. Labanya Rp 60 triliun tahun lalu dan kemarin masuk ke dalam rankingnya di Global Fortune, kan naiknya signifikan rankingnya. Karena itu tadi dengan efisiensi ini Pertamina bisa mendorong semua proses bisnis ini bisa terjaga transparan dan efisien. Nah itu laba meningkat tajam," paparnya.
Tiko pun menyebut, laba Pertamina pada Semester I 2023 ini telah mencapai hampir Rp 37 triliun (unaudited). Adapun total capaian laba BUMN hingga pertengahan tahun ini mencapai sekitar Rp 180 triliun (unaudited).
"Energi, terutama Pertamina. Pertamina sampai tengah tahun sudah hampir Rp 37 triliun labanya," kata Tiko saat ditanya siapa penyumbang laba terbesar BUMN hingga pertengahan tahun 2023 ini.
(wia)