Mendag Sebut Efek India Picu Psikologis Harga Beras 'Terbang'
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras terus mengalami kenaikan sejak setahun lalu dan terus cetak rekor terutama dalam 2 pekan terakhir. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan, penyebab kenaikan harga beras bukan hanya efek situasi di dalam negeri, tapi juga dari luar negeri.
Salah satunya adalah dampak kebijakan pelarangan ekspor beras oleh India.
"Beras ini dampak psikologi, India melarang ekspor beras walau ada (stok) 7 juta (ton), saya baru pulang dari India. Stok 4 juta (ton) lebih dari cukup untuk cover mereka. 3 juta bisa diekspor tapi tetap dilarang. India juga larang gula. Dampak psikologisnya besar," kata Zulhas saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (4/9/2023).
Seperti diketahui, harga beras terus menanjak naik sejak setahun lalu, Agustus 2022. Hingga saat ini, tak ada sinyal harga beras bakal melandai ke posisi harga sebelum Agustus 2022.
Hari ini, Senin (4/9/2023), Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras medium naik Rp80 ke Rp12.510 per kg (data pukul 14.51 WIB), setelah sempat rekor di Rp12.530 per kg (data pukul 12.47 WIB). Begitu juga dengan harga beras premium, terpantau naik Rp40 ke Rp14.170 per kg, setelah sempat rekor ke Rp14.180 per kg beberapa jam sebelumnya.
Sepekan lalu, 28 Agustus 2023, harga beras medium tercatat di Rp12.210 per kg dan beras premium di Rp13.880 per kg.
Harga tersebut adalah rata-rata harian nasional di tingkat pedagang eceran.
Kenaikan harga beras sudah berlanjut sejak setahun lalu, Agustus 2023.
Secara bulanan Agustus, harga rata-rata beras medium tahun 2023 tercatat di Rp12.070 per kg, melambung dari setahun sebelumnya yang Rp10.780 per kg. Sedangkan harga beras premium di Agustus 2023 tercatat di Rp13.730 per kg, meroket dari Agustus 2022 yang secara rata-rata bulanan di Rp12.310 per kg.
Zulhas memaparkan, berbeda dengan India yang membutuhkan cadangan stok beras minimal sebanyak 4 juta ton, Indonesia cuma butuh setengahnya.
Namun, stok itu belum tercukupi hingga kini. Karena itu solusinya adalah impor dari negara lain. Pemerintah juga mengantisipasi memburuknya situasi akibat potensi El Nino.
"Beras kita cukup, kita punya 1,6 juta ton ngga usah khawatir, kita beras cukup. Tahun lalu (stok) 500 ribu kita khawatir tapi sekarang 1,6 juta ton mungkin akan masuk lagi 400 ribu ton. Dampak El Nino, beras ini makanan pokok, ada efek psikologis itu, maka stok diperkuat, keputusan ratas diputuskan Bapak Presiden agar stok kita bisa 2 juta ton," kata Zulhas.
Stok beras itu diyakini bisa mencukupi untuk stok pangan nasional. Demi menekan harga, pemerintah juga bakal membagikan beras tersebut dalam waktu dekat kepada warga miskin.
"September ini sudah dibagi, harusnya Oktober kepada hampir 30 juta KK (Kepala Keluarga) raskin tiap pakan 10 Kg beras untuk menekan harga beras yang tadi naik," kata Zulhas.
Seperti diketahui, pada 20 Juli 2023 lalu, India menutup keran ekspor beras non-basmati. Menurut International Food Policy Research Institute (IFPRI), India memasok 40% beras ke pasar global di tahun 2022/2023. Karena itu, setiap aksi India diakui akan memicu efek domino.
(dce)