BUMN Performance Report 2023

Fantastis! Setengah Tahun, Laba Pertamina Nyaris Rp37 Triliun

Romys Binekasri, Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Senin, 04/09/2023 12:42 WIB
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). (Dok. PGE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan laba PT Pertamina (Persero) pada Semester 1 2023 hampir menyentuh Rp 37 triliun (unaudited). Angka tersebut berpotensi akan terus mengalami kenaikan hingga akhir tahun ini.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Kartika Wirjoatmodjo membeberkan laba konsolidasi atau keseluruhan BUMN pada semester 1 2023 telah mencapai Rp 180 triliun (unaudited). Adapun salah satu penyumbang laba BUMN terbesar berasal dari sektor energi, terutama dari Pertamina.

"Energi, terutama Pertamina. Pertamina sampai tengah tahun sudah hampir Rp 37 triliun labanya," kata Tiko, sapaan Kartika, ketika ditanya penyumbang terbesar laba BUMN hingga pertengahan tahun 2023 ini, dalam acara BUMN Performance Report 2023 CNBC Indonesia, dikutip Senin (4/9/2023).


Tiko mengaku cukup terkejut dengan torehan laba konsolidasi BUMN di pertengahan tahun ini. Pasalnya, terdapat peningkatan laba yang masih akan terus berlanjut dari tahun lalu.

"Jadi kita terus terang kita kaget juga ternyata peningkatan laba tahun lalu masih berlanjut ke tahun ini dan tahun lalu Rp 300 triliun itu kan ada one of nya Garuda ya Rp 50 triliun. Jadi artinya tahun ini kalau kita bisa di sekian itu labanya bisa naik lagi dari tahun lalu," ujar Tiko.

Selain sektor energi, sektor tambang, perbankan, dan telekomunikasi juga menjadi penyumbang laba BUMN terbesar dalam pertengahan tahun ini. Misalnya dari BRI, Mandiri, kemudian holding tambang MIND ID dan PT Telkom.

"Jadi dengan 4 sektor utama tadi energi, mineral, bank, telco itu secara portofolio sangat sehat dan saya ada beberapa diskusi dengan investor internasional mereka juga melihat bahwa ini sebagai portofolio kalau kita lihat Temasek, kita lihat contoh beberapa SWF lain, Indonesia ini sebenarnya secara pengelolaan portofolio ROE dan ROI nya itu comparable dengan internasional," ujarnya.

Pada 2022, Tiko menyebut, capaian laba Pertamina juga menorehkan sejarah yakni mencapai Rp 60 triliun. Dia mengatakan, ini juga tak lepas dari upaya perusahaan yang terus melakukan berbagai efisiensi.

"Pertamina tahun lalu mencetak laba tertinggi dalam sejarah Pertamina. Labanya Rp 60 triliun tahun lalu dan kemarin masuk ke dalam rankingnya di global fortune kan, naiknya signifikan rangkingnya," ujarnya.

Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) berhasil mencatatkan diri sebagai satu-satunya perusahaan BUMN atau perusahaan di Indonesia yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2023.

Pertamina tahun ini sukses berada di peringkat 141 atau naik 82 peringkat dibanding tahun 2022 yang berada di posisi 223. Bahkan posisi Pertamina berhasil melonjak 146 peringkat jika dibanding tahun 2021 yang berada di posisi 287.

Peningkatan peringkat ini sejalan dengan keberhasilan Pertamina membukukan laba bersih tertinggi sepanjang berdirinya perseroan. Pertamina berhasil membukukan laba bersih US$ 3,81 miliar (Rp 56,6 triliun) atau naik 86% jika dibanding dengan perolehan laba bersih 2021 sebesar US$ 2,05 miliar (Rp 29,3 triliun).

Peningkatan itu ditopang oleh pendapatan Pertamina yang juga melejit mencapai US$ 84,89 miliar atau sekitar Rp 1.262 triliun. Jumlah tersebut meningkat hingga 48% jika dibanding tahun sebelumnya sebesar US$ 57,5 miliar.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Pertamina: Shifting Impor Minyak Jadi Cara Jitu Negosiasi Tarif Trump