BUMN Lagi Nego dengan ESDM untuk Perubahan RUPTL
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyampaikan tengah bernegosiasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan perubahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero).
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, konsumsi dan permintaan listrik di Indonesia sempat mengalami penurunan saat pandemi Covid-19 berlangsung. Namun, saat ini kondisinya mulai mengalami peningkatan secara signifikan.
Oleh sebab itu, pihaknya bakal melakukan pembicaraan bersama Kementerian ESDM untuk melakukan penyesuaian RUPTL PLN. Ini dilakukan guna menjaga pertumbuhan suplai dan mendorong penggunaan energi yang lebih bersih.
"Nah kita akan lakukan negosiasi yang detail dengan Kementerian ESDM untuk melakukan adjustment RUPTL, di mana RUPTL kita ini bisa mendorong untuk menjaga pertumbuhan suplai listrik yang sustainable sesuai dengan peningkatan demand dan juga menggeser menuju emisi rendah," kata dia dalam acara BUMN Performance Report 2023 CNBC Indonesia, dikutip Senin (4/9/2023).
Menurut Tiko, setidaknya ada beberapa inisiatif untuk mengurangi emisi karbon di sektor kelistrikan RI. Salah satunya yakni dengan mendorong penggunaan teknologi untuk PLTU batu bara yang rendah emisi.
"Indonesia lagi bermasalah dengan polusi dan memang kita sebagai negara, memang sangat bergantung dengan fossil fuel, sebagian besar pembangkit kita ini memang batu bara. Mungkin jangka pendek kita ingin supaya batu bara inni bisa dikerjakan dengan teknologi maupun proses yang bisa menurunkan emisi jangka pendeknya seperti apa," kata dia.
Kemudian, langkah berikutnya yakni melakukan program konversi dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Ini cukup penting mengingat jumlah pembangkit yang menggunakan diesel masih cukup banyak.
"Itu kita juga akan dorong supaya masuk dedieselisasi, kita dorong masuk LNG dalam 2-3 tahun ke depan," katanya.
Berikutnya, di saat yang bersamaan pihaknya juga bakal mendorong kegiatan tender untuk pembangkit-pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT). Mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Akan kita mulai dorong supaya partisipasi swasta juga membangun renewable sektor ini semakin besar. Nah ini semua akan kita dorong di RUPTL supaya sampai NZE 2060 dan menurunkan emisi gas rumah kaca itu sekitar 30-40% dalam beberapa waktu ke depan," ujarnya.
(wia)