
Presiden Ukraina Zelensky Mau Dikudeta, CIA Ungkap Waktunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Volodymyr Zelensky terancam mendapatkan serangan tak terduga dari anak buahnya sendiri. Bahkan dirinya berpotensi dikudeta oleh militer Ukraina karena dianggap gagal mengendalikan perang.
Hal ini diungkapkan oleh mantan anggota Central Intelligence Agency (CIA), Larry Johnson saat ia menjadi narasumber di acara Redacted yang dirilis pekan lalu, dikutip dari Russia Today.
"Zelensky kemungkinan besar akan digulingkan melalui kudeta dalam tiga hingga empat minggu ke depan, karena ketidakpuasan yang besar di antara pasukan di front timur," kata Johnson kepada pembawa acara Redacted Clayton Morris.
Serangan balik Ukraina disebut telah gagal mencapai terobosan besar. Hal ini bahkan telah membuat sekutu Kyiv di Barat seperti Amerika Serikat (AS) mulai mengungkapkan kekecewaan terhadap taktik Ukraina.
Johnson menambahkan Kyiv sudah sepenuhnya bergantung pada Barat. Namun, peningkatan kebutuhan Ukraina di medan perang terus bertambah, sementara keberhasilan belum juga terlihat.
"Strategi AS dalam konflik ini adalah menjebak Rusia dalam perang yang tidak dapat dimenangkan dan mendorong pergantian rezim di Moskow," tambahnya.
"Sebaliknya, hal ini akan terjadi pada Ukraina, dan Washington harus mencari cara untuk mundur dari konflik tersebut, karena mereka terlalu meremehkan kekuatan ekonomi dan militer Rusia," ujarnya lagi.
Johnson bukanlah analis Amerika pertama yang berspekulasi mengenai keterlibatan militer terhadap Zelensky. Awal bulan ini, mantan perwira Marinir AS Scott Ritter mengatakan kemungkinan kudeta militer semakin besar seiring dengan hancurnya setiap brigade Ukraina.
"Kita mungkin mencapai momen Kerensky tahun 1917, ketika militer hanya mengatakan 'Kita sudah selesai'," kata Ritter kepada pembawa acara MOATS, George Galloway.
Ritter juga mengungkit artikel Politico baru-baru ini. Disebutkan pula siapa yang akan memerintah Ukraina jika Rusia membunuh Zelensky.
"Namun Moskow tidak berniat mengejar Zelensky, karena ia mungkin akan digantikan oleh seseorang yang lebih keras terhadap Rusia," papar Ritter lagi.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Presiden Ukraina Zelensky Terancam Dikudeta