Atasi Polusi, Luhut Bakal Tutup PLTU yang Dipakai Industri
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan penanganan polusi di Jakarta salah satunya penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara di sektor industri. Sebagai gantinya PT PLN (Persero) akan mengaliri listriknya dengan harga yang lebih murah.
"Kemudian industri sekarang diidentifikasi dan punya pakai listrik batu bara kita identifikasi dan bisa kita tutup. dan diganti dengan PLN. dia masih ada excesses (kelebihan) 4 Giga Watt, excess capacity," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (1/9/2023).
Luhut menjelaskan nantinya listrik yang disuplai oleh PLN akan diberikan insentif, sehingga bisa lebih murah. "Tentu kita kasih insentif ke mereka ini lagi dibicarain, tentu PLN mungkin dapat penugasan daripada rugi dia nggak dipakai, jadi dipakai ini dulu," kata Luhut.
"Mestinya begitu, nanti dihitung lah oleh PLN dengan BUMN sehingga jangan PLN nanti salah, sehingga ada penugasan," tambah luhut ketika ditanya mengenai apakah bakal listrik yang diberikan lebih murah.
Adapun Luhut yang juga kini ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk pimpin penanganan polusi di Jakarta ini juga mau mengolah sampah supaya penggunaan batubara bisa dikurangi. Melihat saat ini sampah di Jakarta mencapai 8 ribu ton per hari dan di Indonesia sekitar 35 ribu ton per hari.
"Misalnay RDF itu bisa ada pelet-nya ini bisa kita jual ke pabrik semen ke pabrik listrik. sehingga penggunaan batu baranya bisa kurang sampai 20-30%, sambil menunggu early retirement (PLTU Batu bara)," kata Luhut.
Tidak hanya memberhentikan operasi PLTU yang ada di pabrik-pabrik, Luhut juga membeberkan langkah lainnya untuk mengurangi polusi. Khususnya dari sektor transportasi penyumbang terbesar polusi.
Untuk itu pemerintah mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik dan pengecekan emisi karbon pada mobil dan motor. Selain itu juga meminta Pemda DKI Jakarta memproduksi mist generator supaya bisa dipasang pada gedung-gedung tinggi.
"Itu butuh waktu karena produksi barangnya itu local content-nya butuh waktu, kita butuh berapa ratus untuk itu," kata Luhut.
(pgr/pgr)