BUMN Performance Report 2023

Bangun Smelter Terbesar Dunia, Freeport Sudah Kocek Rp38,1 T

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 01/09/2023 18:07 WIB
Foto: Terungkap Alasan Freeport Keberatan Soal Aturan Bea Keluar! (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengungkapkan bawa perusahaan sudah merogoh kocek hingga US$ 2,5 miliar atau setara Rp 38,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.256 per US$) untuk pembangunan smelter tembaga terbarunya di Gresik, Jawa Timur.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas mengatakan bahwa progress pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur sudah lebih dari 75% dan pihaknya juga telah menggelontorkan dana hingga US$ 2,5 miliar atau setara Rp 38,1 triliun dari target sebesar US$ 3 miliar setara Rp 45,7 triliun.

"Sekarang ini update (pembangunan smelter tembaga Gresik) ya sudah lebih dari 75%. US$ 2,5 miliar sudah dibelanjakan dari PTFI dan dari total cost yang bisa US$ 3 miliar," jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program BUMN Performance Report 2023, dikutip Jumat (1/9/2023).


Dia mengatakan dengan progres yang sudah ada saat ini diperkirakan bahwa nantinya di akhir tahun 2023 proges smelter tembaga Freeport di Gresik bisa mencapai 92% dan akan bisa segera beroperasi pada Mei 2024 mendatang.

"Jadi direncanakan di akhir tahun ini konstruksi fisik akan selesai, pre commissioning dan commissioning. Sehingga diharapkan Mei 2024 bisa beroperasi," tambahnya.

Dia pun tidak menampik dorongan Presiden RI, Joko Widodo yang meminta agar operasi smelter tembaga tersebut bisa lebih cepat dari yang telah diitargetkan. "Walau Pak Presiden bilang kalau bisa lebih cepat ya kita usahakan lebih cepat dan akhir tahun ini mungkin bisa mencapai 90-92%," tandasnya.

Mengutip Laporan Kinerja dan Operasional Freeport-McMoran (FCX) Kuartal II 2023, proyek smelter tembaga ini terus mengalami kemajuan signifikan. Adapun dengan pelaksanaan proyek yang telah mencapai 75% ini, konstruksi ditargetkan selesai pada pertengahan 2024.

"Konstruksi sekitar 75% selesai, dengan perkiraan penyelesaian konstruksi pada pertengahan 2024 dengan perkiraan biaya US$ 3,0 miliar," dikutip dari laporan perusahaan, dikutip Kamis (3/8/2023).

Smelter yang diklaim sebagai smelter single line atau satu jalur terbesar di dunia ini diklaim mampu menyerap konsentrat tembaga sebanyak 1,7 juta ton per tahun. Kelak, produk katoda tembaga yang dihasilkan bisa mencapai 600 ribu ton per tahun.

Selain menghasilkan produk katoda tembaga, smelter ini nantinya akan menghasilkan produk sampingan diantaranya produk yang terkandung dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni sebanyak 6 ribu ton per tahun.

Produk sampingan lainnya yaitu asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.

Secara kumulatif tenaga kerja untuk proyek pembangunan smelter akan menyerap tenaga kerja hingga sekitar 40 ribu pekerja. Pada saat beroperasi nantinya, smelter kedua Freeport ini membutuhkan sekitar 1.500 pekerja.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Penambang-Smelter Tak Sepakat HPM, Hilirisasi Mineral Terancam?