
Diam-Diam Ternyata 'Kiamat Pesawat' di RI Masih Terjadi

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah pesawat terbang operasi di Indonesia untuk melayani penumpang saat ini jauh lebih sedikit dibandingkan sebelum pandemi. Padahal, jumlah penumpang yang menggunakan jasa transportasi udara sudah mendekati atau hampir sama.
Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengakui bahwa fenomena ini masih terjadi. Salah satu penyebabnya karena para maskapai yang beroperasi kini lebih memilih untuk melayani rute potensial.
"Semua airlines saat ini ya hanya mengoptimalkan utilisasi pesawat-pesawat yang serviceable untuk melayani rute-rute yang ekonomis dulu. Sementara rute-rute yang kurang ekonomis belum dilayani dulu," kata Bayu kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/1/23)
Aspek bisnis menjadi pertimbangan penting setelah banyak maskapai mengalami kerugian setelah dihajar habis-habisan oleh kondisiĀ pandemiĀ 3 tahun. Maskapai penerbangan tengah mencoba bangkit dari situasi sulit seperti kerugian operasional.
Kalaupun maskapai sudah mulai menargetkan rute-rute sulit, saat ini banyak pesawat yang belum dalam kondisi normal, utamanya secara teknis. Masih banyak pesawat yang grounded atau tidak bisa terbang.
"Untuk penambahan jumlah pesawat yang serviceable dari pesawat-pesawat yang grounded di pandemi ini kendalanya kapasitas MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) atau bengkel dan ketersediaan suku cadang karena supply chain yang belum normal," sebut Bayu.
Persoalan itu harus segera diatasi karena jumlah pesawat terbang yang ada di bandara Indonesia masih terbatas meski sudah memasuki post pandemic. Berdasarkan data PT Angkasa Pura I (Persero), jumlah pesawat yang beroperasi masih menyusut 400% dibandingkan waktu normal atau sebelum pandemi.
"2018 ada 750 pesawat yang dioperasikan di domestik. 2019 turun jadi 650 pesawat di periode sekarang, pasca pandemi 450 pesawat, jadi bisa dikatakan isu yang muncul sekarang yakni terbatasnya jumlah pesawat yang dioperasikan airline domestik," kata Dirut AP I Faik Fahmi, Kamis (30/8/2023).
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! 'Kiamat' Pesawat Bisa Picu Masalah Baru saat Mudik