RI Mau Impor Sapi Brasil, Gak Takut PMK? Ini Kata Luhut
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan meminta Indonesia untuk mengimpor sapi dari Brasil. Untuk mengantisipasi adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi yang diimpor nantinya, Luhut minta untuk dikarantina terlebih dahulu sebelum digemukkan.
Terbaru, Brasil menjadi salah satu negara yang sudah bebas PMK.
"Kalau kita impor dari sana, dia akan dikarantina di darat selama 25 hari, kemudian di kapal yang saya sudah lihat kapal itu pakai AC ternyata. Jadi 28 hari dari Brasil sampai di Indonesia, itu juga dikarantina sebenarnya, karena semua diberikan obat, jadi kalau terjadi apa-apa dia kan di situ. Nah sampai Indonesia 25 hari lagi dikarantina," terang Luhut dalam unggahan Instagram resminya @luhut.pandjaitan, seperti dikutip Rabu (30/8/2023).
Luhut pun meminta Indonesia untuk mengimpor sapi pejantan dan anakan sapi dari Brasil. Menurutnya tidak ada lagi ketakutan soal PMK pada sapi-sapi impor. Brasil sudah bebas PMK.
"Jadi sebenarnya kalau dari masalah penyakit kuku mulut mestinya tidak ada masalah," ujarnya.
Sehingga dengan cara ini, kata Luhut yakin bahwa pada Maret 2024 harga daging sapi di Indonesia sudah bisa turun di bawah Rp 100.000 per kg.
"Syukur-syukur sudah bisa di bawah Rp 100.000 (per kg), mungkin Rp 80.000 sampai Rp 90.000, dan terus bertahap tentunya ya," tuturnya.
Luhut mengatakan, apabila harga daging itu menjadi murah, maka rakyat bisa lebih banyak makan daging dan itu tentunya akan menyehatkan masyarakat Indonesia.
"Jadi nanti rakyat bisa membeli dengan harga Rp 75.000 atau Rp 80.000 (per kg), daripada harga Rp 140.000 (per kg)," pungkasnya.
Dalam dokumen terbaru yang dirilis World Organisation for Animal Health (WOAH) menerbitkan daftar anggota yang mempunya zona bebas PMK dimana vaksinasi tidak perlu dilakukan. Negara Brasil masuk di dalamnya.
Brasil melalui negara bagian Santa Catarina telah memberikan dokumen yang ditujukan kepada Dirjen WOAH pada Februari 2007. Kemudian menyusul satu zona di Negara Bagian Mato Grosso do Sul yang ditunjuk oleh Delegasi Brasil dalam dokumen yang ditujukan kepada Direktur Jenderal pada bulan Agustus 2010.
Satu zona perluasan yang ditunjuk oleh Delegasi Brasil dalam sebuah dokumen ditujukan kepada Direktur Jenderal pada bulan September 2017, beranggotakan Amerika dari Amapá, Roraima, Amazonas, Pará, Rondônia, Acre, Espírito Santo, Minas
Gerais, Rio de Janeiro, Sergipe, Distrito Federal, Goiás, Mato Grosso, Paraná, São Paulo, Bahia, Tocantins, Alagoas, Ceará, Maranhão, Paraíba, Pernambuco, Piauí, Rio Grande do Norte, dan sebagian Mato Grosso do Sul.
Kepada CNBC Indonesia, pihak Brasil menegaskan sapinya sudah bebas PMK. Wabah PMK terakhir di Brasil tercatat pada tahun 2006.
"Selanjutnya, Brasil telah diakui bebas PMK oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia-OIE sejak tahun 2018 (Resolusi 22/2018 diadopsi pada Sidang Umum ke-86 Majelis Dunia OIE Delegasi)," katanya.
Saat ini, 20% sapi Brasil berada di wilayah yang diakui bebas PMK tanpa vaksinasi dan 80% sisanya berada di zona bebas PMK dengan vaksinasi. Brasil saat ini menerapkan Rencana Strategis Nasional yang bertujuan untuk itu pengakuan seluruh wilayah bebas PMK tanpa penggunaan vaksinasi pada tahun 2026.
Selain itu, Brasil juga menegaskan sebagai eksportir daging sapi terbesar di dunia, Brasil sangat memperhatikan kualitasnya dari ekspornya. Brasil mengadakan inspeksi resmi sanitasi permanen dan in-loko pelayanan di seluruh rumah potong hewan yang berproduksi untuk ekspor.
Keandalan yang tinggi dari peternak Brasil melalui sistem inspeksi ditunjukkan oleh ekspor dari industri peternakan Brasil ke pasar dengan persyaratan sanitasi paling ketat di dunia, seperti Australia, China, Amerika, Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan Singapura.
"Totalnya lebih dari 150 negara-negara mengimpor daging Brasil dan produk peternakan lainnya, termasuk yang berasal dari Brasil persyaratan praktik halal yang paling ketat, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Iran," jelasnya.
(wur)