
Anies Tiba-Tiba Nyebut Konoha & Wakanda, Apa Maksudnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan tiba-tiba menyebut kata 'Konoha' dan 'Wakanda'. Kedua kata tersebut disebut Anies saat mengisi pidato di Kuliah Kebangsaan FISIP UI dengan tema "Hendak ke Mana Indonesia Kita?" Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan" di FISIP UI, Depok, Selasa (29/8/2023).
Lantas apa maksud Anies menyebut kata 'Konoha' dan 'Wakanda'. Menurut Anies kedua kata tersebut sering disebut masyarakat Indonesia untuk menyampaikan kritik tetapi dengan rasa takut.
"Kami melihat kualitas demokrasi ini harus ditingkatkan. Kita tadi salah satu menyebut soal kebebasan berekspresi, demokrasi, itu buka hanya ada Pemilu atau tidak, tapi demokrasi itu nilai-nilai yang tumbuh di dalam masyarakat," ungkap Anies.
Mengutip detik.com, Anies bilang demokrasi adalah ketika aspirasi disampaikan tanpa rasa takut, tanpa tekanan. Nantinya bisa menjadi keputusan yang dilaksanakan dengan damai. Namun yang terjadi saat inii adalah banyak warga yang menggunakan kata Konoha dan Wakanda untuk menyampaikan kritik. Menurut Anies ini adalah salah satu masalah.
![]() Calon Presiden Anies Baswedan dalam Apel Perubahan Partai Nasdem di Gelora Bung Karno, Senayan Pada Minggu, (16/7/2023). (Tangkapan Layar CNN Indonesia TV) |
"Nah ini yang sekarang sering kali jadi masalah, karena kita menyaksikan di medsos, banyak sekali yang nulis itu nyebutnya Konoha, Wakanda," ujarnya.
Anies mengatakan hal tersebut menjadi pertanda ada sensor dalam diri warga. Dia juga mencontohkan kritik terhadap polusi udara Jakarta malah menggunakan nama Kota Lahore.
"Apa artinya? Ini menunjukkan ada self censorship, bahkan kemarin ada yang menyebutkan bahwa kota yang polusinya paling buruk namanya Lahore dan lalu mengkritik Kota Lahore habis-habisan, kenapa? Ini tanda-tanda yang tidak sehat," ujar Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan jika Indonesia memerlukan demokrasi yang baik. Selain itu, demokrasi Indonesia juga harus mengedepankan ide dan gagasan.
"Kita membutuhkan demokrasi yang delivery demokrasi di mana ide gagasan menjadi yang terdepan diproses politik dan kebijakan itu menjadi output yang dituju oleh semua, kebijakan untuk kesejahteraan," tutupnya.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Elektabilitas Selalu Nomor Buncit, Anies Ngomong Begini