Internasional

Pendiri Foxconn Maju Pilpres Taiwan, Mau Damai dengan China

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
28 August 2023 15:00
Former Foxconn Founder Terry Gou waves during a press conference in Taipei on August 28, 2023. Gou announced that he will run for president of Taiwan as an independent candidate. (Photo by Sam Yeh / AFP)
Foto: AFP/SAM YEH

Jakarta, CNBC Indonesia - Miliarder pendiri raksasa teknologi Foxconn, Terry Gou, telah mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri dalam bursa pemilihan presiden Taiwan. Ia akan maju sebagai kandidat independen.

Pada konferensi pers Senin (28/8/2023), Gou mengumumkan apa yang disebutnya "era kekuasaan pengusaha". Ia juga memamerkan pengalaman bisnis dan keuangannya serta urusannya dengan China, yang terus mengeklaim Taiwan sebagai bagian integral dari kekuasaannya.

"Beri saya waktu empat tahun dan saya berjanji akan membawa perdamaian selama 50 tahun di Selat Taiwan dan membangun fondasi terdalam untuk rasa saling percaya di seluruh selat... Taiwan tidak boleh menjadi Ukraina dan saya tidak akan membiarkan Taiwan menjadi Ukraina berikutnya," ujarnya dikutip The Guardian.

Gou perlu mengumpulkan 290.000 tanda tangan pada awal November untuk memenuhi syarat sebagai kandidat independen.

Pengumuman ini datang saat China terus menekan reunifikasi dengan Taiwan. Hal ini ditolak secara luas oleh masyarakat Taiwan dan partai-partai politik besarnya.

China memutus komunikasi dengan Taipei setelah kemenangan pemilu Presiden Tsai Ing Wen pada tahun 2016, dan dalam beberapa tahun terakhir telah mengirimkan semakin banyak pesawat perang dan kapal ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.

Pada Sabtu, militer China meluncurkan 32 pesawat dan sembilan kapal, termasuk drone bersenjata, jet tempur, pesawat pengintai, dan pembom. Hal ini mendorong Taiwan dan Jepang untuk mengerahkan pesawat tempur mereka sendiri sebagai tanggapan.

Terkait situasi ini, Gou menyalahkan Tsai dan motor politiknya, Partai Progresif Demokratik (DPP), yang berkuasa. Ia mengatakan DPP meningkatkan ketegangan, dan menyebut mereka arogan dan korup.

"Di bawah pemerintahan Partai Progresif Demokratik dalam tujuh tahun terakhir ini, secara internasional, mereka membawa Taiwan menuju bahaya perang. Di dalam negeri, kebijakan mereka penuh dengan kesalahan," ujarnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengenal PIlpres Taiwan, Para Kandidat hingga Konflik dengan China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular