ADB Blak-blakan Soal Suntik Mati PLTU Cirebon-1

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
24 August 2023 06:55
A worker walks past inside the Asian Development Bank (ADB) headquarters in Manila June 17, 2009. REUTERS/Cheryl Ravelo/Files
Foto: REUTERS/Cheryl Ravelo

Jakarta, CNBC Indonesia - Asian Development Bank (ADB) menyatakan pihaknya masih terus mengkaji rencana pendanaan pensiun dini PLTU Cirebon-1, yang merupakan bagian dari program energi transisi pemerintah Indonesia.

ADB menyatakan berencana memberikan pendanaan dalam bentuk pinjaman, sementara Indonesia Investment Authority dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) akan menyediakan pembiayaan berbasis ekuitas.

"ADB akan menyediakan dana berbasis pinjaman dan INA dengan PT SMI akan menyediakan equity funds," kata Principal Energy Specialist ADB, David Elzinga, dalam Seminar Energy Transition Mechanism: Asean Country Updates, dikutip pada Rabu (23/8/2023).

Dia mengatakan model pembiayaan tersebut akan menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam rencana pensiun dini PLTU batu bara tersebut. Dia mengatakan pendanaan menggunakan campuran hutang dan ekuitas dapat memberikan nilai tambah kepada seluruh pemangku kepentingan.

"Saya pikir ini adalah elemen yang sangat penting bahwa transaksi yang berkerjasama dengan hutang dan ekuitas ini dapat memberikan nilai yang sangat signifikan kepada seluruh pemangku kepentingan dan mereka yang ingin melanjutkan investasi di sektor ini," katanya.

Dia mengatakan selain soal pendanaan, keberadaan PT PLN juga menjadi penting untuk skema pensiun dini PLTU Cirebon-1. Dia mengatakan selama ini PLN mendapatkan pasokan listrik dari PLTU tersebut untuk ditransmisikan ke berbagai daerah. Menurut dia, dengan target pensiun dini pada 2037, maka PLN harus mencari alternatif sumber listrik lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dia mengatakan meskipun dengan banyaknya analisis yang dilakukan, ADB tidak bisa memastikan bahwa sumber energi pengganti PLTU tersebut akan lebih murah ketimbang PLTU batu bara yang telah dioperasikan saat ini. "Listrik bisa saja menjadi lebih mahal dan siapa yang harus membayar itu menjadi pertanyaan yang datang dan harus kita hadapi," kata dia.

Menurut dia, pihaknya dan para pemangku kebijakan di Indonesia memang menghadapi sejumlah ketidakpastian mengenai dampak dari transisi energi ini. Meski demikian, ADB dan para pemangku kebijakan di Indonesia masih terus bekerja untuk mempelajari berbagai aspek, misalnya melakukan audit dampak lingkungan dan dampak sosial dari proyek transisi energi ini.

"Banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjelaskan bagaimana kami bisa mengelola dampak lingkungan dan sosial ETM (Energy Transition Mechanism), ini bisa jadi sebuah transaksi yang positif, tetapi ketika muncul dampak kami harus bisa memitigasinya," kata dia.

Sebagaimana diketahui,rencana suntik mati PLTU Cirebon-1 akan menggunakan skema Energy Transition Mechanism (ETM) dengan dukungan Asian Development Bank (ADB). ADB telah meneken perjanjian untuk memensiunkan PLTU berbahan bakar batu bara Cirebon-1 di Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dengan kapasitas 660Mega Wattmilik Cirebon Electric Power (CEP).


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 PLTU Raksasa Bakal Disuntik Mati, Ini Pemiliknya..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular