Polusi Jakarta Makin Parah Karena Kemarau

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
22 August 2023 16:45
Pemandangan kota Tangeran Selatan yang tertutup polusi udara pada Selasa (22/8/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pemandangan kota Tangeran Selatan yang tertutup polusi udara pada Selasa (22/8/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) membeberkan bahwa musim kemarau menjadi salah satu penyebab polusi udara di Jakarta menjadi semakin parah.

Hal itu dikatakan oleh Deputi Koordinator Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin. Dia menyebutkan bahwa musim kemarau yang membuat angin bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya membuat polusi yang ada di udara juga berputar-putar di atmosfer.

"Termasuk juga misalnya cuaca hari ini kemarau dan angin bergerak dari satu tempat. Polutan ini juga yang mengotori udara kita ini, belum tentu yang dibakar tadi bisa jadi naik dulu, dia beredar, ditiup-tiup atmosfer," jelas Rachmat kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (22/8/2023).

Musim kemarau juga membuat curah hujan khususnya di Jakarta semakin sedikit. Rachmat mengatakan bahwa bibit awan terpantau hanya sedikit sehingga hujan yang bisa turun terpencar. "Kemarau ini makes different, tapi unfortunately bibit awan sangat sedikit jadi hujannya sangat scattered," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya juga sempat menjelaskan, polusi udara disebabkan kemarau panjang hingga adanya konsentrasi polutan.

"Ada beberapa faktor antara lain kemarau panjang, kemudian konsentrasi polutan, lalu ada emisi dari transportasi termasuk dari manufaktur industri," kata Siti saat memberikan keterangan usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (14/8/2023).

Siti menjelaskan penyebab pencemaran kualitas udara ini disebabkan oleh kendaraan bermotor. Karena dari catatannya, pada tahun 2022 lalu itu ada 24,5 juta kendaraan bermotor dan 19,2 juta di antaranya sepeda motor. "Bahwa penyebab utama pencemaran kualitas udaranya adalah kendaraan," katanya.

Ia juga menyangkal kabar polusi udara berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon. Menurutnya, dari hasil analisis, pencemaran udara tidak bergerak ke arah Jakarta, melainkan ke Selat Sunda.

"Jadi bisa dikatakan bahwa bukan karena PLTU begitu ya, apalagi dilihat dari hasil studi penggunaan batu bara berpengaruh ke Jakarta sih gak sampai 1%," katanya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anak Buah Luhut Ungkap 3 Penyebab Utama Polusi Jakarta

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular