Anak Buah Luhut Blak-blakan Polusi Udara Akut Jakarta

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
22 August 2023 10:45
WFH hingga Hujan Buatan, Yakin Bisa Tekan Polusi Udara Jakarta (CNBC Indonesia TV)
Foto: WFH hingga Hujan Buatan, Yakin Bisa Tekan Polusi Udara Jakarta (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) membeberkan permasalahan polusi udara khususnya di Jakarta yang kian memburuk.

Deputi Koordinator Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengatakan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan oleh Vital Statistic DKI Jakarta, penyumbang terbesar polusi udara yang saat ini menghantui Jakarta adalah berasal dari sektor transportasi, industri, dan pembangkit listrik.

"Tapi yang saya pakai misal kalau ini dari DKI ada 9 data poin sumber emisi parameternya big three, pertama transportasi, kedua industri, dan ketiga pembangkit listrik," ujar Rachmat kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (22/8/2023).

Adapun lebih rinci, Rachmat menyebutkan bahwa sektor transportasi menjadi sektor yang menyumbang paling banyak emisi karbon di Jakarta. Selain itu, ada pula jenis polutan yang dinilai paling berbahaya bila terhirup yang mana juga terkandung pada polusi yang dihasilkan dari sektor transportasi yakni PM 2,5.

"Dari Vital Statistic Jakarta ini, dari 5 polutan ada SO2, ada NOX, CO, PM 10, dan PM 2,5. Ini partikel yang paling berbahaya PM 2,3 karena sangat kecil dan bisa masuk paru-paru. Yang paling besar itu 4 dari 5 polutan yang ada di studi ini itu keluar dari sektor transportasi terbesar yang PM 2,5 67%, kemudian industri 26,8%, power plant 5,7%. Jadi 2/3 datang dari transportasi," tambahnya.

Dia menekankan bahwa terhitung ada sebanyak 20 juta lebih kendaraan bermotor yang ada di Jakarta. Hal itu belum terhitung dari kendaraan yang keluar masuk Jakarta beserta bus dan truk yang juga menjadi penyumbang polusi di Ibu Kota.

"Ada PLTU juga, ada ribuan industri. Ini semua saling kontribusi, solusi utama adalah bagaimana menurunkan pembakaran ini combustionnya. Bagaimana kita limit emisi jika pembakaran terjadi dan bagaimana melindungi masyarakat dari terpapar polusi," tandasnya.

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan upaya peningkatan kualitas udara di Jabodetabek fokus pada 3 sektor yaitu transportasi, industri, dan pembangkitan listrik serta lingkungan hidup.

Upaya yang dilakukan mulai dari modifikasi cuaca, mewajibkan PLTU batu bara menggunakan scrubber atau pembersih polusi, pembagian jam kerja di Jakarta, mendorong penggunaan transportasi publik, hingga percepatan kendaraan listrik.

Seperti diketahui, Data IQAir menyebut, polusi udara menyebabkan 8.100 kematian di Jakarta selama 2023 dan membawa kerugian sekitar US$2,1 miliar di Jakarta selama periode yang sama. Nilai tersebut setara dengan Rp 32,09 triliun rupiah (US$1= Rp 15.280).

Penelitian lainnya, dari organisasi kesehatan global Vital Strategies dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, yang dirilis pada 27 Februari 2023, mengestimasikan, polusi udara di Jakarta berpotensi menyebabkan lebih dari 10.000 kematian dan 5.000 orang dirawat karena penyakit penyakit kardiorespirasi setiap tahun.

Dampak lainnya, lebih dari 7.000 hasil buruk pada anak-anak, dan menelan biaya lebih dari US$2,9 miliar per tahun (2,2% dari produk domestik regional bruto/PDRB DKI Jakarta).


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pantas Polusi Udara Jakarta Akut, 40 Juta Kendaraan Melintas!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular