
PGN Naikkan Harga Gas 1 Oktober, Ini Reaksi Pengusaha

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku industri mengeluhkan rencana PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang bakal menaikkan harga gas bumi mulai 1 Oktober 2023, khususnya untuk industri non-Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) alias sektor industri yang tidak dikenakan harga gas khusus US$ 6 per MMBTU.
Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Yustinus Harsono Gunawan menilai, rencana kenaikan harga gas bumi akan berdampak bagi industri. Bahkan, kebijakan tersebut digadang-gadang bakal memicu deindustrilisasi.
"Kenaikan harga non-HGBT oleh PGN hampir pasti segera memicu deindustrilisasi, seperti halnya kenaikan harga gas sekitar 10 tahun yang lalu," kata dia kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/8/2023).
Lebih lanjut, Yustinus mengatakan bahwa kenaikan harga gas oleh PGN seakan kontra produktif dengan rencana pemerintah, terutama yang bakal menutup keran ekspor gas ke luar negeri.
"Kenaikan harga gas oleh PGN seakan kontra produktif dengan informasi dari Menkomarves yang akan stop ekspor gas untuk dialihkan memenuhi kebutuhan gas bumi yang terus meningkat," tambahnya.
Mengutip surat edaran dari PGN kepada para pelanggan, terdapat sejumlah kenaikan harga gas berdasarkan kategori. Misalnya, pelanggan Gold dipatok menjadi US$ 11,89 per MMBTU dari yang sebelumnya US$ 9,16 per MMBTU.
Pelanggan Silver dipatok US$ 11,99 per MMBTU, sebelumnya hanya US$ 9,78 per MMBTU. Pelanggan Bronze 3 dipatok sebesar US$ 12,31 per MMBTU dari sebelumnya US$ 9,16 per MMBTU.
Pelanggan Bronze 2 dipatok US$ 12,52 per MMBTU, sebelumnya US$ 9,20 per MMBTU. Pelanggan Bronze 1 dipatok Rp 10.000 per meter kubik, sebelumnya Rp 6.000 per meter kubik.
Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko sebelumnya membeberkan, setidaknya terdapat beberapa faktor yang membuat perusahaan akhirnya melakukan penyesuaian harga gas. Pertama adalah sumber pasokan (Gas Pipa, LNG, CNG), kedua adalah harga pasokan, ketiga adalah kontribusi volume masing-masing pasokan gas.
Menurut Arief harga gas yang diberlakukan PGN kepada pelanggan juga dipengaruhi oleh dinamika dan perubahan diseluruh rantai bisnis gas bumi, termasuk yang diberlakukan pemasok gas (hulu/ KKKS) kepada PGN. Hal ini tentunya memperhatikan keekonomian dari masing-masing lapangan yang berbeda-beda.
"Saat ini, untuk perpanjangan pasokan gas dari pemasok gas (hulu/K3S) kepada PGN terdapat penyesuaian harga sehingga berdampak langsung ke pelanggan di sisi hilir," ujarnya kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
Selain itu, juga terdapat penyesuaian volume pasokan gas pipa dari pemasok gas. Dalam upaya menjaga keberlanjutan pasokan kepada pelanggan dengan service level yang sama, PGN membutuhkan tambahan portofolio pasokan gas bumi melalui blending dengan gas LNG, hal ini juga ikut mempengaruhi harga gas hilir.
"PGN tetap menjamin kehandalan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh segmen Pelanggan (Komersial Industri/Pelanggan Kecil/Rumah Tangga) yang bersumber dari berbagai portfolio pasokan, tidak terkecuali dari hasil regasifikasi LNG dan Compressed Natural Gas (CNG)," bebernya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiba-tiba Harga Gas PGN Naik 1 Oktober, Ini Alasannya..