
Terungkap! Faisal Basri Bongkar Gaji TKA China di Smelter RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketimpangan pendapatan dinilai terjadi di pabrik smelter milik China yang berdiri di Indonesia. Terutama antara pekerja asing khususnya China, dengan para pekerja Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri. Menurutnya, besaran gaji tenaga kerja China jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja dalam negeri.
"Banyak tenaga kerja China di smelter. Salah satu perusahaan smelter China membayar gaji antara Rp 17 juta hingga Rp 54 juta. Sedangkan rata-rata pekerja Indonesia hanya digaji jauh lebih rendah atau di kisaran upah minimum," jelas Faisal dalam keterangannya, dikutip Kamis (17/8/2023).
Perbedaan pendapatan itu, menurut dia, terjadi karena potongan pajak penghasilan (PPh) yang diterima para tenaga kerja asing (TKA) asal China lebih kecil.
Kondisi tersebut juga terjadi karena kebanyakan dari pekerja China itu menggunakan visa kunjungan, bukan visa pekerja. Akibatnya, para tenaga kerja asal China itu tidak perlu membayar pajak penghasilan yang seharusnya disetorkan ke pemerintahan Indonesia.
Faisal membeberkan bahwa para tenaga kerja China juga sebetulnya banyak yang diantaranya bukan tenaga ahli, seperti juru masak, satpam, supir, dan tenaga statistik.
"Akibatnya muncul kerugian negara dalam bentuk iuran tenaga kerja sebesar US$ 100 per pekerja per bulan," kata Faisal. m
Dengan begitu, perusahaan smelter China yang ada di Indonesia hanya membayar pajak bumi dan bangunan, itupun nilainya kecil. Sehingga, dia menilai bahwa sebagian besar nilai tambah yang seharusnya dimiliki Indonesia justru dinikmati oleh perusahaan China.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Banjir Mobil Listrik, Ternyata Ini Kunci Suksesnya