
Mimpi Jokowi Pupus, Ambisi Roket Ekonomi Tinggal Kenangan

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Jokowi punya ambisi membawa ekonomi Indonesia meroket dan terbang tinggi. Pada masa kampanye 2014, Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen. Nyaris 10 tahun berlalu, ambisi Jokowi kini hanya sebatas mimpi.
Berbeda dengan harapan Jokowi, ekonomi Indonesia hanya bisa tumbuh rata-rata 4,12% pada 2014-2015.
Ekonomi Indonesia memang sempat melambung ke level 7,08% (yoy) pada kuartal II-2021. Namun, lonjakan pertumbuhan lebih disebabkan oleh basis perhitungan yang sangat rendah. Pada kuartal II-2020 ekonomi Indonesia menyusut 5,32% (yoy) diterpa awal pandemi.
Pertumbuhan ekonomi bahkan jauh melenceng dari target di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Dalam dokumen RPJMN disebutkan bahwa ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 6% pada 2022 pada skenario optimistis, sedangkan skenario moderat di 5,7%. Kenyataannya, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,31%.
Dalam tiga tahun terakhir (2020-2022), realisasi ekonomi jauh melenceng dibanding skenario optimistis dan moderat pada RPJMN.
Kondisi bertolak belakang bahkan terjadi pada 2020 saat ekonomi Indonesia diterpa pandemi Covid-19.
Salah satu faktor melesetnya pertumbuhan ekonomi dibandingkan target pada 2020-2022 adalah pertumbuhan investasi yang jauh di bawah rata-rata. Investasi diharapkan tumbuh 6,6%-7% ternyata hanya tumbuh di kisaran 3%.
Dari sisi lapangan usaha, pemberat utama ada di sektor konstruksi. Sektor yang diharapkan tumbuh di kisaran 6% itu hanya terangkat 2%.
Simak data lengkap perbandingan antara target dan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia selama periode kepemimpinan Jokowi dalam riset CNBC Indonesia.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Kota Baru' Muncul di Sawangan, Begini Penampakannya
