Internasional

Korut Sebut Perang Nuklir Dunia Sudah Dekat: Sejengkal Lagi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
16 August 2023 16:30
People attend a mass rally denouncing the U.S. in Pyongyang, North Korea, June 25, 2023 in this photo released by North Korea's Korean Central News Agency (KCNA).   KCNA via REUTERS    ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. REUTERS IS UNABLE TO INDEPENDENTLY VERIFY THIS IMAGE. NO THIRD PARTY SALES. SOUTH KOREA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN SOUTH KOREA.
Foto: via REUTERS/KCNA

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Korea Utara (Korut) Jenderal Kang Sun Nam menyebut saat ini dunia hanya selangkah lagi dari konflik nuklir. Ia mengklaim hal ini terjadi akibat provokasi dari Amerika Serikat (AS).

Pernyataan disampaikan Kang dalam sebuah pernyataan saat Konferensi Keamanan Internasional Moskow XI Selasa. "Sekarang, pertanyaannya bukan apakah perang nuklir pecah di Semenanjung Korea, tapi siapa dan kapan dimulainya," kata Kang memperingatkan, dikutip RT, Rabu (16/8/2023).

Kang menyalahkan keinginan Washington untuk mengubah rezim di Pyongyang sebagai pemantik meningkatnya ketegangan. Dia juga menuduh AS meningkatkan kehadiran militernya dengan mengerahkan pesawat berkemampuan nuklir dan kapal selam ke wilayah tersebut.

Lebih lanjut, Kang menyebut pada tahun ini saja, AS telah mengirim persenjataan strategis besar-besaran ke wilayah tersebut. Termasuk kapal selam berkemampuan nuklir, kelompok kapal induk, dan pembom berkemampuan nuklir.

Pernyataan Kang bukan tanpa sebab. Ini merujuk Carrier Strike Group 11 Angkatan Laut AS yang dipimpin oleh kapal induk USS Nimitz, yang tiba di pelabuhan militer Korea Selatan (Korsel) pada akhir Maret.

Hal tersebut terjadi segera setelah Pyongyang meluncurkan hulu ledak nuklir baru yang lebih kecil, yang konon dapat dipasang pada rudal balistik jarak pendek. Pada akhir Juni, sebuah pembom strategis B-52 AS ikut serta dalam latihan bersama dengan Korsel.

Dua minggu kemudian, AS juga mengerahkan kapal selam rudal balistik kelas Ohio, USS Kentucky, ke Korsel. Dipersenjatai dengan 20 rudal balistik Trident II, kapal bawah laut itu membawa total 80 hulu ledak nuklir.

"AS, yang telah mengobarkan kebijakan negara yang bermusuhan terhadap Korut," tegasnya.

"Selama 80 tahun, secara terang-terangan mengganggu pembangunan independen dan kepentingan keamanan Utara dan mendorong situasi di Asia Timur Laut ke ambang perang nuklir," kata Kang merujuk Paman Sam.

Kang menyebut Washington harus mengakui kebijakan berperang melawan Pyongyang-nya itu. Ia juga meminta AS meninggalkan pendekatan konfrontatifnya jika benar-benar ingin menyelesaikan krisis dengan cara damai.

"Sampai Amerika melakukan itu, dialog apa pun tidak mungkin, yang berarti kekuatan militer tetap menjadi satu-satunya cara untuk mengamankan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," tambahnya.

Di sisi lain, jenderal tersebut juga menyatakan bahwa semua klaim oleh AS dan sekutunya tentang kesediaan untuk menyelesaikan masalah di sekitar semenanjung melalui negosiasi hanyalah omong kosong. Dikatakannya, satu-satunya cara untuk mencegah perang nuklir adalah dengan Pyongyang memiliki alat pencegahan militer.

Kang juga menyatakan bahwa Korut tidak akan lagi menganggap penangguhan latihan AS atau langkah serupa sebagai manifestasi tulus niat baik Negeri Paman Sam. "Kami sangat menyadari fakta bahwa niat agresif AS untuk melucuti senjata nuklir kami dan menghancurkan sistem kami melalui kekerasan tidak dapat diubah sedikit pun," katanya.

Kata-kata sang jenderal datang hanya beberapa hari setelah pemimpin Korut Kim Jong Un memerintahkan peningkatan persiapan perang, termasuk meningkatkan produksi senjata. Kim juga meminta perwira tinggi untuk melakukan latihan dengan persenjataan terbaru negara untuk memastikan pasukan siap menghadapi potensi konflik.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Waspada, Ancaman Perang Nuklir Sudah Melebar ke Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular